Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Parenting Pilihan

Transformasi Keluarga di Abad 21: Dari Tradisional ke Modern

30 Juli 2024   07:22 Diperbarui: 30 Juli 2024   07:24 196
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Struktur keluarga lengkap. (Sumber: Freepik/rawpixel.com)

Dinamika Keluarga Modern di Era Kontemporer

Keluarga masa kini mengalami perubahan signifikan dalam struktur dan dinamika, menyesuaikan dengan keberagaman yang lebih luas dalam susunan keluarga. 

Di Amerika Serikat, lebih dari setengah rumah tangga tidak memiliki anak, menandai perubahan signifikan dalam struktur keluarga dibandingkan beberapa dekade yang lalu. 

Pada tahun 2022, 29% rumah tangga terdiri dari pasangan yang menikah tanpa anak, dan 28,9% adalah rumah tangga tunggal tanpa anak.

Peningkatan rumah tangga tunggal, yang melonjak lebih dari lima kali lipat sejak 1960, mencerminkan tren yang berkembang terus menerus menuju pilihan hidup individu dan lebih mandiri [1].

Selain itu, keluarga inti yang dulunya dominan, kini hanya membentuk 37% dari keluarga dengan anggota usia 25 hingga 49 tahun, turun signifikan dari 67% pada tahun 1970. 

Fenomena ini dikaitkan dengan penurunan pernikahan dan peningkatan signifikan dalam tingkat kelahiran di luar nikah serta pasangan yang tidak menikah namun membesarkan anak [2]. 

Kehadiran lebih dari 700.000 pasangan sesama jenis yang menikah pada tahun 2021 juga menandai perluasan definisi keluarga dalam masyarakat [2].

Tingkat keberagaman ini tidak hanya mencerminkan perubahan dalam nilai dan norma sosial tetapi juga menyoroti pergeseran kebijakan dan pengakuan hukum terhadap berbagai bentuk keluarga. 

Meskipun keluarga beraneka ragam ini mendapatkan penerimaan yang lebih luas, masih terdapat perbedaan pendapat yang signifikan terkait penerimaan sosial tergantung pada orientasi politik dan ideologi. 

Sebagai contoh, di Amerika Serikat, perbedaan antara Partai Demokrat dan Partai Republik dalam menerima keluarga dengan pasangan sesama jenis mencapai hingga 37 poin persentase [3].

***

Tren yang diamati menunjukkan bahwa definisi keluarga tradisional terus berkembang, menyesuaikan diri dengan realitas sosial yang berubah, di mana individu dan masyarakat secara keseluruhan semakin menerima keberagaman dalam bentuk-bentuk keluarga [2]. 

Transformasi ini tidak hanya mencerminkan perubahan dalam struktur keluarga tetapi juga dalam nilai-nilai sosial yang mendukung inklusivitas dan keberagaman.

Dinamika Keluarga Tradisional Indonesia dalam Bingkai Budaya

Perbandingan antara keluarga di Indonesia dan Amerika Serikat mengungkapkan perbedaan budaya yang mendalam terkait struktur dan fungsi keluarga.

Di Indonesia, keluarga cenderung memiliki struktur yang lebih besar dan kolektivistis dibandingkan dengan keluarga Amerika Serikat yang cenderung menuju individualisme. 

Lebih dari 44% rumah tangga di Indonesia terdiri dari empat hingga lima anggota, sebuah kontras dengan tren di Amerika Serikat di mana lebih dari setengah rumah tangga tidak memiliki anak [4].

Dalam konteks Indonesia, keluarga tidak hanya sebagai unit sosial tetapi juga sebagai pusat pembentukan nilai dan transmisi budaya. Hal ini terutama terlihat pada cara keluarga di Indonesia mempertahankan nilai-nilai tradisional meskipun menghadapi modernisasi.

Pada abad ke-17, Indonesia adalah gabungan dari banyak kerajaan dengan dominasi Hindu dan Budha, yang kemudian bergeser ke dominasi Islam pada abad ke-18, menandai transisi nilai-nilai keluarga yang juga terintegrasi dengan agama dan tradisi lokal [4].

Perubahan dalam struktur keluarga juga mencerminkan dinamika sosial yang lebih luas, di mana keluarga Indonesia tetap memegang peranan penting dalam pendidikan karakter dan pelestarian nilai budaya. 

Namun, ada juga pergeseran kecil menuju pengakuan struktur keluarga yang lebih beragam, termasuk peningkatan dalam keluarga inti dan single parent sejalan dengan globalisasi dan pengaruh budaya barat [4].

Selain itu, Indonesia memiliki tantangan unik seperti pernikahan anak yang masih menjadi isu, walaupun telah menunjukkan penurunan dalam dekade terakhir. 

Pemerintah dan berbagai LSM berupaya mengurangi praktik ini untuk meningkatkan kualitas hidup dan pendidikan bagi anak-anak di Indonesia, mencerminkan perubahan dalam norma sosial dan hukum yang mengatur keluarga [4].

***

Keluarga di Indonesia masih sangat dihormati sebagai inti dari masyarakat, dengan anggota keluarga yang lebih tua sering kali memiliki pengaruh signifikan atas keputusan penting keluarga, berbeda dengan tren yang lebih egaliter di negara-negara barat. 

Transformasi ini menunjukkan adaptasi budaya yang dinamis seiring Indonesia terus menavigasi antara tradisi dan modernisasi.

Daftar Bacaan

[1] https://usafacts.org/articles/how-has-the-structure-of-american-households-changed-over-time/
[2] https://www.pewresearch.org/social-trends/2023/09/14/the-modern-american-family/
[3] https://www.pewresearch.org/social-trends/2023/09/14/views-of-different-family-arrangements/
[4] https://www.cambridge.org/core/books/abs/families-across-cultures/indonesia-traditional-family-in-a-changing-society/9D34E80F1C0347FEDE819B7E61F4F722

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Parenting Selengkapnya
Lihat Parenting Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun