Kinerja pemain kedua tim menunjukkan kontras yang jelas dalam strategi dan eksekusi.Â
Mohamed Salah, sebagai pemain kunci Liverpool, tidak hanya berperan dalam mempertahankan tekanan tetapi juga secara strategis mengatur tempo permainan.
Penampilannya di sayap kanan sering kali membuka ruang bagi rekan satu timnya, seperti terlihat pada gol yang dicetak oleh Szoboszlai.Â
Szoboszlai sendiri menunjukkan kemampuannya dalam mengeksekusi peluang dengan presisi tinggi, memanfaatkan kesempatan yang diberikan oleh Salah dengan sempurna.
Sebaliknya, pemain Real Betis, seperti Nabil Fekir dan Pablo Fornals, memiliki momen di mana mereka hampir memanfaatkan kesalahan Liverpool.Â
Namun, mereka sering terhambat oleh kurangnya dukungan atau kesalahan dalam penyelesaian akhir yang mengurangi efektivitas serangan mereka.
Strategi Liverpool di bawah asuhan Arne Slot tampaknya sangat fokus pada kontrol dan manajemen pertandingan melalui penguasaan bola yang tinggi dan operan yang akurat.Â
Mereka menggunakan lebar lapangan secara efektif, sering kali mengirim bola ke sisi untuk menguji pertahanan Betis dan menciptakan celah.
Betis, dipimpin oleh Manuel Pellegrini, mencoba mengadopsi pendekatan yang lebih pragmatis dengan menekankan pertahanan yang solid dan mencoba serangan balik cepat.Â
Namun, mereka sering kali terjebak dalam tekanan yang diberikan oleh Liverpool dan kesulitan untuk mempertahankan serangan yang konsisten, yang tercermin dalam jumlah tembakan yang lebih rendah dan kurangnya kepemilikan bola.
Liverpool memanfaatkan kesempatan untuk memasukkan pemain muda di babak kedua, yang menunjukkan kedalaman skuad dan kepercayaan pada pemain muda.Â