Di sisi lain, Betis memiliki kesulitan untuk memanfaatkan peluang, dengan hanya 1 tembakan mengarah ke gawang dari 7 percobaan, mencerminkan kurangnya efektivitas di lini depan.
Liverpool tidak hanya unggul dalam serangan, tetapi juga dalam memanfaatkan kesalahan lawan.Â
Misalnya, kesalahan umpan oleh Wataru Endo hampir saja dimanfaatkan oleh Betis untuk mencetak gol, namun serangan tersebut tidak membuahkan hasil.Â
Ini menunjukkan bahwa Betis masih memiliki ruang untuk meningkatkan penyelesaian akhir mereka, terutama dalam situasi counter-attack.
Arne Slot, pelatih Liverpool, tampaknya fokus pada penguasaan bola dan serangan terstruktur, yang tercermin dari tingginya jumlah operan dan penguasaan bola.Â
Ini berbanding terbalik dengan pendekatan Betis yang lebih mengandalkan serangan balik dan upaya memanfaatkan ruang yang ditinggalkan oleh pemain Liverpool yang maju menyerang.
***
Pertandingan ini menjadi bukti dominasi Liverpool dalam penguasaan dan pembangunan serangan, serta keefektifan mereka dalam memanfaatkan peluang.Â
Walaupun Betis berusaha mengimbangi dengan serangan balik, mereka terhambat oleh kurangnya akurasi dan penyelesaian akhir.Â
Kedua tim akan melanjutkan tur pramusim di Amerika Serikat, dengan Liverpool akan berhadapan dengan Arsenal selanjutnya, menjanjikan pertandingan yang lebih menantang dan mungkin membutuhkan strategi yang berbeda.