Kritik harus lebih terfokus pada sistem yang memungkinkan distorsi ini, bukan hanya pada individu atau simbol-simbol status.
Akhirnya, Wahid tampaknya menegaskan kembali pentingnya peran akademisi sebagai pengawal moral dan intelektual dalam masyarakat.Â
Namun, dalam melakukan itu, ia mengesampingkan bahwa tanggung jawab ini bukan hanya sebatas kepada mereka yang menyandang gelar profesor.Â
Setiap individu dalam masyarakat, terlepas dari status akademis, memiliki peran dalam menegakkan nilai-nilai intelektual dan moral.Â
Desakralisasi yang sejati akan terjadi bukan hanya ketika gelar dan status sosial direduksi, tetapi ketika setiap warga negara dilibatkan secara aktif dalam diskursus dan praktik intelektual publik.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H