Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Inflasi Indonesia Juni 2024

20 Juli 2024   01:05 Diperbarui: 20 Juli 2024   01:05 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Menakar Inflasi Indonesia Juni 2024

Bulan Juni 2024 menandai fenomena ekonomi yang signifikan bagi Indonesia dengan pencatatan deflasi sebesar 0,08%. Fenomena ini cukup jarang terjadi dan menunjukkan dinamika ekonomi yang unik, terutama dalam konteks tahunan dimana terjadi inflasi sebesar 2,51% dibandingkan dengan Juni 2023. Data ini, diambil dari Berita Resmi Statistik per 1 Juli 2024, menggambarkan beberapa aspek penting dari keadaan ekonomi nasional.

Komoditas yang memiliki peranan penting dalam inflasi bulan ke bulan adalah makanan, minuman, dan tembakau yang secara signifikan berkontribusi pada deflasi dengan penurunan sebesar 0,49%. Di sisi lain, inflasi kecil namun tetap tercatat pada kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,02%, serta perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga yang mencatatkan kenaikan sebesar 0,04%. Aspek ini menunjukkan varian yang luas dalam perubahan harga antar-sektor yang secara keseluruhan membawa dampak pada indeks harga konsumen.

(Sumber: Bps.go.id)
(Sumber: Bps.go.id)

Dari sisi inflasi tahun ke tahun, komponen inti seperti emas perhiasan dan kopi bubuk, dan komponen yang diatur pemerintah seperti sigaret kretek mesin (SKM) dan tarif angkutan udara menunjukkan kenaikan yang cukup signifikan. Adapun komponen bergejolak seperti bawang merah dan daging ayam ras, menunjukkan penurunan yang cukup tajam sebesar 0,98%, yang sangat berpengaruh terhadap pencapaian deflasi di bulan Juni.

Dari perspektif regional, inflasi menunjukkan perbedaan yang signifikan antar wilayah. Papua Pegunungan mencatat inflasi tertinggi yaitu sebesar 2,11%, sedangkan Papua Selatan mengalami deflasi terdalam dengan penurunan hingga 1,11%. Ini menunjukkan bahwa distribusi inflasi di Indonesia tidak merata, yang bisa menjadi indikator penting bagi pembuat kebijakan dalam mengatur strategi ekonomi regional.

(Sumber: Bps.go.id)
(Sumber: Bps.go.id)

Inflasi juga dipengaruhi oleh peristiwa sosial seperti penetapan hari raya Idul Adha yang jatuh pada 17 Juni 2024, yang bisa menyebabkan perubahan harga komoditas tertentu karena peningkatan permintaan saat perayaan. Hal ini juga menambah kompleksitas dalam analisis inflasi yang terjadi, yang tidak hanya didorong oleh faktor ekonomi murni namun juga intervensi dan peristiwa sosial.

Dengan mempertimbangkan semua faktor ini, pemahaman mendalam tentang inflasi Juni 2024 dapat memberikan wawasan berharga untuk menavigasi dan mengelola ekonomi Indonesia dalam menghadapi variabilitas ekonomi global yang sedang berlangsung.

Implikasi Deflasi dan Strategi Kebijakan

Deflasi yang tercatat pada Juni 2024, meskipun terlihat sebagai penurunan harga yang menguntungkan konsumen, bisa menimbulkan kekhawatiran dalam konteks ekonomi makro. Penurunan harga, terutama di sektor bergejolak seperti pangan, bisa menandakan berkurangnya daya beli atau penurunan permintaan yang bisa berdampak negatif pada produksi dan investasi. Oleh karena itu, sangat penting bagi pemerintah untuk memahami konteks dan penyebab spesifik deflasi ini untuk merespon dengan kebijakan yang tepat.

(Sumber: Bps.go.id)
(Sumber: Bps.go.id)

Salah satu area yang memerlukan perhatian adalah sektor pertanian, di mana komoditas seperti bawang merah dan daging ayam ras menjadi penyumbang utama deflasi. Strategi yang bisa diadopsi meliputi stabilisasi harga dan dukungan subsidi untuk petani yang terkena dampak penurunan harga. Pemberian subsidi atau insentif bisa membantu mengurangi risiko kerugian besar bagi produsen lokal dan menjaga stabilitas sektor pertanian.

Selain itu, inflasi di komponen yang diatur pemerintah seperti tarif angkutan udara dan sigaret kretek mesin (SKM) menunjukkan adanya ruang untuk intervensi pemerintah dalam pengaturan harga. Pengaturan ini penting, khususnya dalam mencegah lonjakan harga yang bisa berdampak pada kelompok konsumen yang lebih luas. Pemerintah perlu mempertimbangkan efek jangka panjang dari kebijakan ini untuk memastikan bahwa stabilitas harga dijaga tanpa menghambat efisiensi pasar.

(Sumber: Bps.go.id)
(Sumber: Bps.go.id)

Dalam konteks regional, perbedaan inflasi yang signifikan antar provinsi memerlukan pendekatan kebijakan yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik regional. Investasi dalam infrastruktur dan logistik di daerah dengan inflasi tinggi seperti Papua Pegunungan bisa membantu menurunkan biaya dan harga, serta meningkatkan akses ke barang dan jasa yang lebih terjangkau.

Mengingat pentingnya stabilitas ekonomi dan sosial, kebijakan moneter juga harus ditinjau. Bank Indonesia mungkin perlu menyesuaikan tingkat suku bunga untuk menstimulasi investasi dan konsumsi atau menerapkan kebijakan kuantitatif untuk menambah likuiditas di pasar. Strategi ini harus dijalankan dengan hati-hati untuk menghindari dampak inflasi yang tidak terkendali di masa depan.

Kesimpulannya, deflasi Juni 2024 sementara memberikan kelegaan dalam harga bagi konsumen, tetapi juga menimbulkan tantangan bagi ekonomi. Pemerintah perlu bertindak proaktif dan strategis, tidak hanya dalam mengatur harga, tetapi juga dalam mempromosikan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan di seluruh Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun