Saat Travers melaju di jalur yang telah diubah, narator mengikuti di belakang, menyesuaikan kecepatannya untuk memastikan bahwa Travers akan menjadi korban pertama dari jebakan yang telah disiapkan. Pada saat yang tepat, narator menghentikan pergerakannya tepat sebelum area berbahaya, menyaksikan Travers kehilangan kontrol dan terpelanting ke udara, jatuh ke dalam jurang yang dalam.
Setelah insiden tersebut, narator dengan cepat kembali ke jalur yang benar, memulihkan tanda-tanda ke posisi semula untuk menghapus bukti perubahan yang telah dibuat. Dia kembali ke hotel dengan sikap yang tenang, seolah-olah tidak terjadi apa-apa, sambil menyembunyikan kegembiraan dan kelegaan dalam hatinya.
Tragedi ini menimbulkan kegemparan di kalangan tamu dan staf hotel, tetapi narator berpura-pura tidak mengetahui apa yang telah terjadi. Ketika berita tentang kecelakaan Travers menyebar, Caroline mengungkapkan bahwa dia tidak pernah menyukai Travers karena perilakunya yang kurang pantas, yang hanya menguatkan tindakan narator. Walaupun narator merasa bersalah, dia juga merasa telah melindungi banyak orang dari pengaruh buruk Travers.
Cerita berakhir dengan narator yang merenungkan konsekuensi dari tindakannya, sambil mempertanyakan apakah keadilan telah benar-benar dilayani. Meskipun dia berhasil menghapus ancaman Travers, pertanyaan tentang moralitas dan dampak jangka panjang dari keputusannya terus menghantui pikirannya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H