Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sinopsis Cerita Pendek "Dougie Mortimer's Right Arm" Karya Jeffrey Archer (19)

10 Juli 2024   07:02 Diperbarui: 10 Juli 2024   07:16 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cerita pendek "Dougie Mortimer's Right Arm". (Created by Bing Image Creator)

Pembukaan dan Kenangan Lama

Cerita ini dimulai dengan pengenalan Robert Henry Kefford III, atau Bob, yang sedang menghabiskan hari-harinya di Universitas Cambridge. Sebagai mahasiswa yang berasal dari Amerika, Bob memiliki kebanggaan tersendiri karena telah berhasil memimpin tim dayung Cambridge meraih kemenangan selama tiga tahun berturut-turut. Sukses ini tidak hanya membawa kejayaan bagi tim tetapi juga mempersulit Bob untuk meninggalkan Cambridge yang telah banyak memberinya kenangan manis.

Bob yang telah menyelesaikan pendidikannya, dihadapkan pada tantangan untuk memberikan kenang-kenangan yang berharga kepada klub dayung universitas. Ayahnya, Robert Henry Kefford II, menekankan pentingnya hadiah tersebut tidak hanya berharga dari segi material tetapi juga memiliki nilai historis. Hal ini mendorong Bob untuk berpikir keras mencari hadiah yang sesuai dengan harapan ayahnya.

Dalam pencariannya, Bob terlibat dalam percakapan dengan Helen, seorang gadis yang ia temui. Helen secara tidak sengaja mengungkapkan tentang Dougie Mortimer, seorang pendayung legendaris yang pernah membela Cambridge. Menariknya, ada sebuah patung perunggu lengan Dougie Mortimer yang tergantung di sebuah pub di Hull, yang menarik minat Bob. Bob memutuskan bahwa membawa pulang lengan perunggu Mortimer akan menjadi kenang-kenangan yang sempurna untuk klub dayung.

Cerita kemudian berpindah ke Bob yang melakukan perjalanan ke Hull dengan tujuan untuk mendapatkan lengan perunggu tersebut. Meski terdengar seperti misi yang mustahil, Bob bertekad untuk melakukan apa saja demi memenuhi harapan ayahnya dan meninggalkan sesuatu yang berarti bagi Cambridge. Perjalanan ini tidak hanya fisik, tetapi juga perjalanan yang menggali lebih dalam tentang nilai-nilai kehidupan dan dedikasi.

Pencarian dan Pengambilan

Setibanya di Hull, Bob menghadapi serangkaian tantangan yang tidak diharapkan. Ia harus menelusuri beberapa pub yang berbeda sebelum akhirnya menemukan "The King William," tempat lengan perunggu Dougie Mortimer dipajang. Bob, dengan penampilannya yang mencolok sebagai seorang mahasiswa asing, berhasil menarik perhatian dan rasa ingin tahu dari para pengunjung dan pemilik pub.

Dalam percakapan dengan Nora, pemilik pub, Bob mengetahui kisah di balik keberadaan lengan tersebut. Cerita tersebut berkisar pada warisan keluarga dan pentingnya mempertahankan kenangan dari masa lalu. Nora, yang awalnya ragu, akhirnya terpesona oleh keinginan tulus Bob untuk membawa lengan tersebut kembali ke Cambridge sebagai simbol kehormatan dan tradisi.

Negosiasi harga menjadi titik balik dalam cerita, di mana Bob menawarkan jumlah yang signifikan untuk sebuah artefak yang telah menjadi bagian dari sejarah pub tersebut. Meskipun dengan berat hati, Nora dan suaminya Cyril akhirnya setuju untuk menjual lengan tersebut kepada Bob, dengan syarat bahwa transaksi ini juga akan membantu mereka secara finansial.

Bob, dengan perasaan campur aduk antara kegembiraan dan kekhawatiran, mengamankan lengan tersebut dan membawanya kembali ke Cambridge. Selama perjalanan pulang, Bob merenungkan tentang arti dari semua usahanya dan bagaimana objek tersebut akan diterima oleh teman-temannya dan alumni klub dayung. Harapannya adalah bahwa lengan perunggu Mortimer akan diterima sebagai lambang penghargaan dan dedikasi yang telah diberikan oleh Dougie Mortimer kepada universitas dan klubnya.

Malam sebelum acara Blues' Dinner, Bob menyembunyikan lengan perunggu di bawah tempat tidurnya, bertekad untuk membuat pengumuman yang akan menggemparkan semua yang hadir. Dia merasa bahwa ini adalah kesempatan untuk memberikan penghormatan yang layak kepada seorang legenda dan juga untuk memenuhi harapan ayahnya.

Pengungkapan dan Akhir yang Tak Terduga

Malam Blues' Dinner tiba, dan suasana di Boat House Cambridge penuh dengan kegembiraan dan nostalgia. Alumni dari berbagai generasi berkumpul untuk merayakan sejarah dan prestasi klub dayung. Bob, dengan hati yang berdebar, menunggu saat yang tepat untuk memperkenalkan lengan perunggu Dougie Mortimer kepada klub sebagai sumbangan terakhirnya.

Setelah pidato oleh presiden klub, tiba waktunya Bob untuk berbicara. Dengan suara yang tenang namun penuh emosi, Bob menceritakan kisah pencariannya atas lengan Mortimer, mengungkapkan pentingnya mempertahankan warisan dan menghormati mereka yang telah memberikan begitu banyak kepada universitas. Ketika dia mengungkap lengan perunggu yang telah dipulihkan, ruangan itu terdiam sejenak sebelum pecah dengan tepuk tangan dan sorakan penghormatan.

Namun, saat malam berlanjut, ada dua tamu yang tidak turut merayakan; Charles Forester dan Sidney Fisk, dua veteran klub yang mengetahui lebih dari yang mereka ungkapkan. Mereka tampak tidak nyaman dan terganggu oleh kehadiran lengan tersebut.

Bob merasa ada yang tidak beres dan mengikutinya setelah acara, hanya untuk menemukan bahwa kedua pria tua tersebut telah mencuri lengan perunggu dari dinding klub dan membawanya ke sungai Cam. Dalam adegan yang hampir mistis, mereka melemparkan lengan itu ke tengah sungai, seolah ingin mengembalikannya ke tempat yang mereka rasa lebih pantas.

Bob, yang menyaksikan semuanya dalam kebisuan, menyadari bahwa ada cerita lebih dalam yang belum terungkap tentang Dougie Mortimer dan mungkin sebuah rahasia yang dipilih untuk tetap tersembunyi dengan lengan itu. Meskipun awalnya terkejut dan kecewa, dia mulai mengerti bahwa beberapa legenda lebih baik dibiarkan sebagai misteri.

Keesokan harinya, Bob menghadapi realitas bahwa objek yang telah dia perjuangkan keras untuk mendapatkannya telah hilang. Namun, ia merasa lega, seakan-akan beban berat telah diangkat dari pundaknya. Peristiwa malam itu memberinya pelajaran berharga tentang arti sejarah dan warisan, dan bahwa tidak semua yang kita perjuangkan perlu diabadikan dalam bentuk fisik.

Bob meninggalkan Cambridge dengan pemahaman yang lebih dalam tentang nilai kehidupan dan kenangan, membawa dengan dirinya cerita yang akan dia ceritakan suatu hari nanti---cerita tentang sebuah lengan perunggu, legenda dayung, dan malam yang akan dikenang sebagai bukti bahwa sejarah kadang lebih kaya ketika dibiarkan dalam bayang-bayang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun