Setelah pidato oleh presiden klub, tiba waktunya Bob untuk berbicara. Dengan suara yang tenang namun penuh emosi, Bob menceritakan kisah pencariannya atas lengan Mortimer, mengungkapkan pentingnya mempertahankan warisan dan menghormati mereka yang telah memberikan begitu banyak kepada universitas. Ketika dia mengungkap lengan perunggu yang telah dipulihkan, ruangan itu terdiam sejenak sebelum pecah dengan tepuk tangan dan sorakan penghormatan.
Namun, saat malam berlanjut, ada dua tamu yang tidak turut merayakan; Charles Forester dan Sidney Fisk, dua veteran klub yang mengetahui lebih dari yang mereka ungkapkan. Mereka tampak tidak nyaman dan terganggu oleh kehadiran lengan tersebut.
Bob merasa ada yang tidak beres dan mengikutinya setelah acara, hanya untuk menemukan bahwa kedua pria tua tersebut telah mencuri lengan perunggu dari dinding klub dan membawanya ke sungai Cam. Dalam adegan yang hampir mistis, mereka melemparkan lengan itu ke tengah sungai, seolah ingin mengembalikannya ke tempat yang mereka rasa lebih pantas.
Bob, yang menyaksikan semuanya dalam kebisuan, menyadari bahwa ada cerita lebih dalam yang belum terungkap tentang Dougie Mortimer dan mungkin sebuah rahasia yang dipilih untuk tetap tersembunyi dengan lengan itu. Meskipun awalnya terkejut dan kecewa, dia mulai mengerti bahwa beberapa legenda lebih baik dibiarkan sebagai misteri.
Keesokan harinya, Bob menghadapi realitas bahwa objek yang telah dia perjuangkan keras untuk mendapatkannya telah hilang. Namun, ia merasa lega, seakan-akan beban berat telah diangkat dari pundaknya. Peristiwa malam itu memberinya pelajaran berharga tentang arti sejarah dan warisan, dan bahwa tidak semua yang kita perjuangkan perlu diabadikan dalam bentuk fisik.
Bob meninggalkan Cambridge dengan pemahaman yang lebih dalam tentang nilai kehidupan dan kenangan, membawa dengan dirinya cerita yang akan dia ceritakan suatu hari nanti---cerita tentang sebuah lengan perunggu, legenda dayung, dan malam yang akan dikenang sebagai bukti bahwa sejarah kadang lebih kaya ketika dibiarkan dalam bayang-bayang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H