Meskipun pertumbuhan positif, beberapa sektor mengalami perlambatan. Misalnya, sektor Pengadaan Listrik dan Gas mengalami perlambatan sebesar 1,70 persen poin, sementara sektor Pertanian, Peternakan, dan Kehutanan melambat sebesar 0,95 persen poin. Faktor eksternal seperti perubahan iklim dan fluktuasi harga komoditas menjadi tantangan bagi sektor-sektor ini.
Secara keseluruhan, kinerja ekonomi Indonesia selama periode 2019-2023 menunjukkan resilience yang kuat dalam menghadapi ketidakpastian global. Pertumbuhan yang stabil di berbagai sektor usaha dan komponen pengeluaran mencerminkan fondasi ekonomi yang kokoh dan kemampuan untuk terus tumbuh meskipun menghadapi berbagai tantangan.
Kebijakan dan Strategi Ekonomi Indonesia 2019-2023
Untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, Indonesia telah menerapkan berbagai kebijakan dan strategi yang berfokus pada peningkatan investasi, penguatan daya saing industri, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Kebijakan-kebijakan ini menjadi kunci dalam menjaga stabilitas ekonomi dan mendorong pertumbuhan di tengah ketidakpastian global.
Kebijakan Investasi dan Infrastruktur
Salah satu pilar utama kebijakan ekonomi Indonesia adalah peningkatan investasi dan pembangunan infrastruktur. Selama periode 2019-2023, pemerintah telah berfokus pada proyek-proyek infrastruktur besar yang bertujuan untuk meningkatkan konektivitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi. Investasi di sektor infrastruktur mencakup pembangunan jalan tol, pelabuhan, bandara, dan infrastruktur energi.
Pemerintah juga telah mengimplementasikan berbagai insentif untuk menarik investasi asing dan domestik. Upaya ini terlihat dari peningkatan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) yang tumbuh sebesar 29,33 persen pada tahun 2023. Kebijakan insentif pajak, penyederhanaan perizinan, dan kemudahan berusaha telah mendorong peningkatan investasi di berbagai sektor.
Peningkatan Daya Saing Industri
Untuk meningkatkan daya saing industri, pemerintah telah meluncurkan berbagai program dan inisiatif yang berfokus pada peningkatan produktivitas dan inovasi. Salah satu inisiatif utama adalah program "Making Indonesia 4.0" yang bertujuan untuk memajukan sektor manufaktur melalui adopsi teknologi dan inovasi. Program ini menargetkan peningkatan kontribusi sektor manufaktur terhadap PDB serta menciptakan lapangan kerja baru.
Industri pengolahan tetap menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia, dengan kontribusi sebesar 18,67 persen terhadap PDB pada tahun 2023. Peningkatan produktivitas di sektor ini dicapai melalui modernisasi pabrik, peningkatan keterampilan tenaga kerja, dan adopsi teknologi terbaru.
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat