Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sinopsis Cerita Pendek "Christina Rosenthal" Karya Jeffrey Archer (15)

6 Juli 2024   21:36 Diperbarui: 6 Juli 2024   21:38 92
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cerita pendek "Christina Rosenthal". (Created by Bing Image Creator)

Awal Pertemuan

Rabbi tua itu duduk di mejanya, berjuang untuk memulai khotbahnya. Setelah satu jam mencoba dan gagal, dia membuka surat dari putranya, Benjamin. Surat itu membawa kenangan masa lalu yang pahit. Dalam suratnya, Benjamin mengisahkan saat pertama kali bertemu Christina Rosenthal.

Benjamin, seorang remaja Yahudi, sering diejek di sekolah karena latar belakangnya. Pada suatu perlombaan lari, Christina, seorang gadis dari sekolah lain, menghina Benjamin dengan sebutan "Jew boy". Meskipun marah, Benjamin mencoba mengabaikan hinaan itu dan fokus pada perlombaan. Namun, hinaan dan ejekan terus berlanjut, membuatnya semakin marah hingga akhirnya dia menyerang Greg Reynolds, teman Christina yang memprovokasinya.

Insiden itu membuat Benjamin semakin benci pada Christina dan Greg. Tetapi takdir mempertemukan mereka lagi di kolam renang sekolah. Kali ini, Greg mendorong Benjamin ke dalam air saat dia mengenakan satu-satunya setelan jas terbaiknya. Meski marah, Benjamin menahan diri dan tidak membalas dendam.

Kemudian, pada malam pesta akhir tahun sekolah, Benjamin melihat Christina lagi. Meskipun awalnya berniat untuk tidak berinteraksi, dia memberanikan diri mengajak Christina berdansa. Namun, Greg kembali menghinanya, membuat Benjamin merasa malu dan marah. Meski begitu, Benjamin tetap fokus pada pendidikannya dan berhasil memecahkan rekor lari sekolah.

Christina mulai menyadari kesalahannya dan berusaha meminta maaf. Namun, Benjamin masih memendam rasa benci dan tidak mudah menerima permintaan maafnya. Konflik internal ini terus berlanjut, sementara Benjamin semakin fokus pada tujuan akademisnya, berusaha mendapatkan beasiswa ke McGill, universitas impiannya.

Pertemuan-pertemuan ini membentuk dasar dari hubungan kompleks antara Benjamin dan Christina, yang penuh dengan konflik, penyesalan, dan perjuangan untuk menerima dan memaafkan. Cerita ini menggambarkan bagaimana prasangka dan kebencian dapat menghancurkan hubungan, tetapi juga memberikan kesempatan untuk pertumbuhan dan pengampunan.

Konflik dan Kesempatan Kedua

Benjamin berhasil mendapatkan beasiswa ke McGill dan terus fokus pada studinya. Di kampus, dia tidak melihat Christina selama beberapa waktu dan mencoba melupakan semua kejadian yang melibatkan dirinya. Namun, suatu hari, saat menonton drama di teater bersama ayahnya, Benjamin melihat Christina duduk beberapa baris di depan bersama keluarganya dan seorang mahasiswa bernama Bob Richards. Pertemuan ini menggugah kembali perasaannya yang bercampur aduk.

Suatu hari, dalam sebuah perlombaan lari melawan Universitas Vancouver, Christina hadir di antara penonton. Saat Benjamin berlari, dia mendengar suara Christina yang menyemangatinya. Hal ini memberikan dorongan emosional yang kuat, dan dia hampir memenangkan perlombaan. Setelah itu, Christina mendekati Benjamin di perpustakaan kampus dan meminta maaf atas segala hal yang terjadi di masa lalu. Mereka mulai berbicara lagi dan perlahan-lahan menjalin hubungan.

Musim panas itu, Benjamin dan Christina menghabiskan banyak waktu bersama. Mereka bekerja, makan, dan menikmati waktu luang bersama. Meski ada banyak hambatan, seperti prasangka dari keluarga Christina, hubungan mereka semakin erat. Christina bahkan berencana untuk bergabung dengan Benjamin di McGill dan mengambil jurusan bahasa Jerman, bahasa ibu yang dia kuasai dengan baik.

Hubungan mereka mencapai puncaknya saat Christina mengumumkan bahwa dia hamil. Benjamin berjanji akan menikahinya, meskipun dia tahu keluarga Christina mungkin tidak setuju. Namun, Christina tiba-tiba menghilang setelah mengunjungi keluarganya untuk memberitahu mereka tentang kehamilannya. Benjamin panik dan mencari-cari Christina, tetapi tidak menemukan jejaknya.

Christina akhirnya kembali setahun kemudian dengan suami baru dan seorang anak yang ternyata adalah anak Benjamin. Hati Benjamin hancur mengetahui bahwa Christina terpaksa menikah dengan Klaus, seorang pria yang menerima kehamilannya dan siap membesarkan anak mereka sebagai anaknya sendiri. Christina mengirim surat pendek kepada Benjamin, meminta agar dia tidak mencoba menghubunginya lagi.

Benjamin melanjutkan studinya di Harvard Law School, berusaha melupakan Christina dan fokus pada karier hukumnya. Dia memiliki banyak teman dan hubungan, tetapi tidak ada yang bisa menggantikan tempat Christina di hatinya. Setelah lulus, Benjamin bekerja di firma hukum terkenal di Toronto, berharap dapat memulai hidup baru jauh dari kenangan menyakitkan di Montreal.

Kesimpulan dan Pengorbanan

Saat bekerja di Toronto, Benjamin tidak bisa sepenuhnya melupakan Christina. Suatu pagi, dia melihat Christina di seberang jalan, berdiri di halte bus bersama seorang anak kecil yang diyakini adalah putranya, Nicholas. Meskipun terkejut, dia tidak segera mendekati mereka. Selama beberapa hari berikutnya, Benjamin mencoba menemukan mereka lagi, tetapi selalu gagal. Suatu hari, dia melihat Christina memasuki sebuah toko pakaian mewah, dan dia akhirnya mengetahui bahwa Christina bekerja di sana.

Benjamin memberanikan diri mengirim surat kepada Christina, memintanya untuk bertemu di sebuah hotel. Christina setuju, dan mereka bertemu di lounge hotel. Pertemuan ini penuh dengan emosi, dan Christina mengungkapkan bagaimana dia dipaksa menikah dengan Klaus dan menjalani kehidupan yang penuh kepura-puraan. Mereka mulai menjalin kembali hubungan, meskipun Christina masih terikat dengan Klaus.

Tak lama kemudian, Christina mengungkapkan bahwa dia hamil lagi, kali ini dengan anak Benjamin. Mereka memutuskan untuk menghadapi segalanya bersama. Christina meminta cerai dari Klaus, dan mereka menikah segera setelah perceraian final. Sayangnya, bagian dari kesepakatan cerai adalah bahwa Klaus mendapatkan hak asuh Nicholas dan melarang Benjamin untuk bertemu dengan putranya sebelum usia 21 tahun.

Meskipun demikian, Benjamin dan Christina menjalani kehidupan yang bahagia bersama. Mereka menantikan kelahiran anak mereka, Deborah. Namun, kebahagiaan mereka singkat karena Christina meninggal saat melahirkan akibat komplikasi yang telah diperingatkan dokter. Benjamin hancur, tetapi berusaha kuat demi putrinya. Namun, takdir berbuat kejam lagi ketika Deborah juga meninggal beberapa jam setelah kelahirannya.

Benjamin, yang tak bisa menahan kesedihan dan rasa bersalah, menulis surat terakhir kepada ayahnya, sang Rabbi. Dia menjelaskan rasa cintanya yang mendalam pada Christina dan Deborah, serta keputusannya untuk tidak melanjutkan hidup tanpa mereka. Benjamin mengungkapkan keinginan terakhirnya untuk dimakamkan bersama istri dan anaknya, dengan harapan bahwa kisah cinta mereka dapat menjadi pelajaran tentang cinta dan pengorbanan.

Rabbi tua itu membaca surat putranya setiap hari selama sepuluh tahun terakhir, merasa bersalah atas intoleransinya di masa lalu. Dia menyadari bahwa cinta dan pengampunan adalah hal terpenting dalam hidup, dan menyesal tidak bisa melihat cucunya tumbuh. Surat Benjamin menjadi pengingat pahit akan konsekuensi dari prasangka dan pentingnya penerimaan dan cinta tanpa syarat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun