Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Artikel Utama

Menggagas Kebijakan Keamanan Siber yang Responsif dan Proaktif di Indonesia

27 Juni 2024   07:52 Diperbarui: 27 Juni 2024   17:15 383
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ransomware. (SHUTTERSTOCK/ANDREY_POPOV) 

Rencana peningkatan kemampuan deteksi dan respons terhadap insiden, yang diusulkan oleh Fortinet dan para pakar lain, harus segera diimplementasikan untuk mengurangi kerentanan terhadap serangan di masa depan.

Respons pemerintah terhadap insiden siber juga harus inklusif dan terkoordinasi. Menkominfo Budi Arie Setiadi menyatakan bahwa upaya pemulihan sedang berlangsung, tetapi kejelasan mengenai kapan sistem akan sepenuhnya pulih masih belum ada. 

Ini menunjukkan perlunya transparansi dan komunikasi yang lebih baik dalam mengelola ekspektasi publik serta kerja sama yang lebih erat antara agensi pemerintah untuk mempercepat pemulihan dan meminimalisir dampak pada layanan publik.

Melihat ke depan, Indonesia harus mengambil langkah proaktif tidak hanya dalam penanggulangan tetapi juga dalam pencegahan serangan siber. Hal ini termasuk pengembangan regulasi yang lebih kuat, investasi dalam teknologi keamanan terkini, dan pembentukan kerjasama internasional untuk bertukar keahlian dan sumber daya dalam memerangi kejahatan siber.

Strategi dan Solusi Meningkatkan Keamanan Siber di Indonesia

Menghadapi ancaman siber yang semakin canggih dan sering, Indonesia harus mengadopsi pendekatan multi-faset untuk meningkatkan keamanan digital. Strategi nasional harus mencakup peningkatan kapasitas teknologi, perubahan regulasi, serta kolaborasi internasional yang lebih luas.

Pertama, pengembangan dan penerapan standar keamanan yang lebih ketat adalah kunci. 


Data dari BSSN menunjukkan bahwa sektor administrasi pemerintahan sering menjadi sasaran utama serangan. Oleh karena itu, implementasi kerangka kerja keamanan yang kuat dan konformitas dengan standar internasional seperti ISO 27001, harus menjadi prioritas untuk sektor ini. Standar ini akan membantu dalam mengidentifikasi kerentanan, mencegah insiden, dan memastikan respons yang efektif terhadap serangan siber.

Kedua, peningkatan kesadaran dan pendidikan siber juga penting. 

Karyawan di semua level organisasi, terutama yang bekerja di sektor vital seperti keuangan dan pemerintahan, harus mendapatkan pelatihan reguler tentang risiko keamanan siber dan cara mengatasinya. 

Program-program seperti simulasi serangan phishing dapat membantu mempersiapkan mereka dalam menghadapi ancaman nyata dan meminimalkan kemungkinan kebocoran data.

Ketiga, investasi dalam teknologi keamanan mutakhir adalah wajib. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun