Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sinopsis Cerpen "Shoeshine Boy" Karya Jeffrey Archer (3)

24 Juni 2024   05:53 Diperbarui: 24 Juni 2024   05:59 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kehidupan Ted Barker Setelah Perang

Ted Barker adalah seorang anggota parlemen yang tidak pernah mencari jabatan tinggi. Dia mendapatkan reputasi baik selama perang dan dianugerahi Military Cross serta mencapai pangkat mayor. Setelah demobilisasi pada November 1945, Ted kembali ke rumahnya di Suffolk bersama istrinya, Hazel. Bisnis keluarga mereka dalam bidang teknik juga berkembang pesat selama perang, di bawah manajemen kakak Ted, Ken. Ted ditawari posisi di dewan direksi, namun setelah beberapa waktu, dia mulai merasa bosan dan kecewa karena tidak ada pekerjaan yang menantang di pabrik seperti masa dinas militernya.

Di tengah kebosanan itu, Ted didekati oleh Ethel Thompson, ketua asosiasi konservatif lokal, yang meminta Ted untuk mempertimbangkan pencalonan sebagai anggota parlemen menggantikan Sir Dingle Lightfoot yang akan pensiun. Setelah berdiskusi dengan istrinya dan mendapatkan dukungannya, Ted setuju untuk mencalonkan diri. Meskipun bersaing dengan dua kandidat lain dari London, Ted menang telak dan terpilih sebagai anggota parlemen untuk wilayah North Suffolk dengan mayoritas lebih dari tujuh ribu suara.

Ted menjadi sangat dihormati dan populer di kalangan kolega dari berbagai pihak, meskipun ia selalu menganggap dirinya sebagai "politikus amatir." Kepopulerannya di kalangan konstituennya semakin meningkat seiring berjalannya waktu, dan ia berhasil meningkatkan mayoritasnya di setiap pemilihan umum berikutnya. Setelah empat belas tahun pelayanan yang berdedikasi, Perdana Menteri Harold Macmillan merekomendasikan kepada Ratu agar Ted menerima gelar kebangsawanan. Di akhir tahun 1960-an, Ted merasa sudah saatnya untuk pensiun dan mempersiapkan kehidupan tenang bersama istrinya di East Anglia.

Namun, tak lama setelah pemilihan, Ted menerima panggilan dari 10 Downing Street, di mana Perdana Menteri Edward Heath memintanya untuk menjadi gubernur St. George's. Ted menerima tawaran ini dengan hormat meskipun tidak tahu banyak tentang pulau tersebut. Selama beberapa minggu, Ted menerima berbagai briefing dan mempersiapkan diri dengan membaca berbagai materi tentang St. George's. Akhirnya, Ted dan Hazel berangkat menuju pulau tersebut untuk memulai petualangan baru mereka sebagai gubernur dan nyonya gubernur.

Petualangan di St. George's

Ted dan Hazel tiba di St. George's pada Januari 1971. Mereka disambut oleh perdana menteri setempat dan kepala kehakiman. Meskipun sambutan tersebut sederhana dengan hanya enam polisi yang memberikan hormat, mereka merasakan antusiasme penduduk lokal. Rumah resmi gubernur, yang dikenal sebagai Government House, adalah mansion kolonial yang megah namun sudah agak tua dan memerlukan banyak perbaikan.

Ted cepat beradaptasi dengan perannya sebagai gubernur. Tugas-tugasnya tidak terlalu berat: menghadiri pertemuan, memberikan pidato di acara-acara sekolah, dan menjadi juri di berbagai pameran bunga. Ted dan Hazel mulai menikmati kehidupan mereka di pulau yang damai dengan iklim yang indah. Mereka menganggap St. George's seperti konstituen besar yang terbagi menjadi beberapa pulau, yang mengingatkan Ted pada masa-masa sebagai anggota parlemen.

Kehidupan di St. George's berlangsung tenang hingga suatu hari, Ted menerima panggilan dari Admiral of the Fleet Earl Mountbatten of Burma. Mountbatten, yang sedang dalam perjalanan kembali ke London dari pertemuan puncak di Washington, memutuskan untuk singgah di St. George's dan meminta Ted untuk mempersiapkan kunjungannya. Ted dan Hazel segera mempersiapkan segala sesuatu dengan cepat, mengatur karpet merah, pasukan kehormatan, dan bahkan meminjam Rolls-Royce dari seorang pengusaha lokal.

Saat Mountbatten tiba, Ted dan Hazel menyambutnya dengan penuh hormat. Mountbatten berkesan dengan sambutan tersebut dan langsung menginspeksi pasukan kehormatan yang dipersiapkan Ted. Setelah itu, mereka menuju Government House dengan Mountbatten yang sangat terkesan dengan upaya Ted dan Hazel dalam menyambutnya. Ted dan Hazel mengatur makan malam resmi yang dihadiri oleh tokoh-tokoh penting di pulau itu. Makan malam tersebut berlangsung meriah dengan menu yang disiapkan oleh koki terbaik di pulau itu, Mrs. Travis.

Selama makan malam, Mountbatten berbicara tentang berbagai isu internasional dan memberikan pandangannya tentang berbagai masalah politik. Ted dan Hazel berusaha keras untuk memastikan bahwa segala sesuatunya berjalan lancar, meskipun mereka harus melakukan banyak improvisasi karena keterbatasan sumber daya. Ted bahkan harus mengakui kepada Hazel bahwa mereka harus 'mengakali' beberapa hal agar terlihat lebih mewah dan terorganisir daripada yang sebenarnya.

Kunjungan Berakhir dan Kejutan di Akhir

Malam yang panjang dan melelahkan itu berakhir dengan sukses besar. Mountbatten tampak sangat menikmati malam tersebut, berbicara dengan setiap tamu dan memberikan pujian pada semua aspek persiapan. Setelah tamu terakhir pulang, Mountbatten menyampaikan terima kasihnya kepada Ted dan Hazel sebelum naik ke kamar untuk beristirahat. Ted dan Hazel, meskipun lelah, merasa lega karena acara berjalan dengan sangat baik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun