Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sinopsis Cerita Pendek "Gideon"

21 Juni 2024   06:39 Diperbarui: 21 Juni 2024   07:24 140
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam rangkaian peristiwa yang penuh warna dan emosional ini, Gideon belajar bahwa apa yang paling berharga sering kali bukan yang bersinar paling terang, melainkan yang paling dikenal dan dicintai. Cerita pendek ini tidak hanya berkisah tentang hiburan dan kesepian yang ditimbulkannya, tetapi juga tentang pencarian diri dan kebahagiaan yang autentik, sebuah pesan universal yang menyentuh siapa saja yang pernah merindukan 'rumah' dalam arti yang paling dalam.

Catatan:

Vaudeville adalah bentuk hiburan panggung yang populer terutama di Amerika Utara dari akhir abad ke-19 hingga pertengahan abad ke-20. Pertunjukan vaudeville biasanya terdiri dari serangkaian berbagai atraksi seperti penyanyi, penari, komedian, pesulap, akrobat, dan akting dramatis. Setiap pertunjukan mungkin berisi antara delapan hingga dua belas aksi yang berbeda, dengan setiap penampil atau kelompok memberikan segmen yang relatif singkat.

Ciri khas vaudeville adalah keragamannya; format ini dirancang untuk menarik berbagai selera penonton dengan menampilkan berbagai jenis pertunjukan dalam satu acara. Ini berbeda dengan burlesque atau minstrel shows, yang mungkin lebih fokus pada humor atau tema tertentu. Vaudeville dikenal karena memberikan hiburan yang terjangkau dan dapat diakses oleh kelas menengah dan keluarga, berperan penting dalam pengembangan hiburan modern di Amerika.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun