Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Memahami Akar Masalah Ekonomi Bayangan di Indonesia

9 Juni 2024   17:08 Diperbarui: 10 Juni 2024   04:25 174
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ekonomi bayangan. (Dok Freepik/rawpixel)

Kedua, edukasi masyarakat tentang pentingnya kepatuhan pajak juga vital. Program edukasi bisa meningkatkan kesadaran tentang manfaat pajak bagi pembangunan negara dan mengurangi stigma negatif terhadap pembayaran pajak. 

Kampanye ini harus menyasar semua lapisan masyarakat, termasuk pelaku usaha kecil dan menengah yang sering kali beroperasi dalam ekonomi bayangan.

Ketiga, kerja sama internasional juga penting, mengingat ekonomi bayangan seringkali melibatkan aktivitas lintas batas seperti perdagangan gelap dan pencucian uang. 

Kolaborasi antarnegara dapat meningkatkan efektivitas pengawasan dan penegakan hukum, serta mencegah pelaku ekonomi bayangan memanfaatkan celah dalam peraturan global.

Akhirnya, reformasi ekonomi yang lebih luas yang mempromosikan inklusi keuangan dan mendorong formalisasi usaha juga dapat mengurangi insentif untuk beroperasi secara tersembunyi. 

Dengan menyediakan akses yang lebih mudah ke layanan keuangan dan mengurangi birokrasi dalam pendirian dan operasi bisnis, pemerintah bisa mendorong lebih banyak pelaku ekonomi untuk masuk ke dalam ekonomi formal.

Mengatasi ekonomi bayangan bukan tugas yang mudah, tetapi dengan pendekatan yang strategis dan multi-faset, Indonesia dapat mengurangi dampak negatif dari fenomena ini dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang lebih inklusif dan berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun