Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Sinopsis Cerita Pendek "The Watkinson Evening"

6 Juni 2024   13:31 Diperbarui: 6 Juni 2024   13:43 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi cerita pendek "The Watkinson Evening". (Created by Bing Image Creator)

Karya: Eliza Leslie (1787-1858)

Awal Perjalanan

Kisah ini dimulai dengan pengenalan Mrs. Morland, seorang janda terhormat dan ibu dari dua anak, Caroline dan Edward. Caroline baru saja menyelesaikan pendidikannya di Philadelphia, sementara Edward bersiap lulus dari Princeton. Mereka berencana melakukan perjalanan wisata ke Niagara, mengunjungi beberapa kota besar dan berakhir di Boston, namun terhenti di New York karena sebuah insiden kecil namun signifikan: Mrs. Morland menyadari bahwa ia meninggalkan surat perkenalannya di hotel tempat mereka menginap sebelumnya.

Di New York, mereka bertekad untuk mengeksplorasi kota sekaligus mengunjungi beberapa kenalan berdasarkan dua surat perkenalan yang tersisa. Kisah kemudian menggambarkan peristiwa ketika mereka mencoba mengunjungi rumah Mrs. St. Leonard dan keluarga Watkinson, namun keduanya tidak berhasil. Mrs. St. Leonard tidak berada di rumah saat mereka mengunjungi, dan keluarga Watkinson terlalu sibuk untuk menerima tamu. Meskipun kecewa, keluarga Morland menerima undangan Mrs. Watkinson untuk menghabiskan malam bersama mereka. Narasi ini mengatur panggung untuk pertemuan yang akan menentukan selanjutnya, menggambarkan kehangatan dan keramahan yang kontras antara dua rumah yang mereka kunjungi.

Malam di Rumah Watkinson

Malam itu, keluarga Morland mendapati diri mereka di rumah Watkinson, sebuah rumah yang sederhana namun hangat di mana mereka disambut dengan sederhana tapi ramah. Meskipun suasana di rumah tersebut sangat berbeda dari harapan mewah yang mereka bayangkan sebelumnya, pertemuan ini menawarkan wawasan mendalam tentang nilai dan kehidupan keluarga Watkinson.

Mrs. Watkinson, seorang ibu yang tegas dan berprinsip, menjelaskan kepada Mrs. Morland bahwa mereka tidak mengadakan pesta atau perayaan mewah karena lebih memilih fokus pada pendidikan dan kesejahteraan anak-anak mereka. Malam itu diisi dengan aktivitas yang mendidik daripada hiburan semata, mencerminkan filosofi hidup Mrs. Watkinson yang praktis dan sederhana. Anak-anaknya diajarkan untuk menghargai pendidikan dan bermain yang bermakna daripada kesenangan kosong.

Ketika Mrs. Watkinson menunjukkan kegiatan anak-anaknya, termasuk permainan yang mengajarkan astronomi dan geografi, terlihat jelas bahwa pendidikan merupakan bagian penting dari rutinitas keluarga ini. Meski terkesan kaku dan mungkin terlalu serius bagi beberapa orang, cara pendekatan Mrs. Watkinson terhadap pengasuhan mencerminkan komitmennya yang kuat terhadap pembentukan karakter dan nilai-nilai yang baik pada anak-anaknya.


Namun, malam itu juga mengungkapkan keterbatasan dari gaya hidup yang terlalu terstruktur dan mendidik. Anak-anak Watkinson, meskipun terlatih dengan baik dalam pelajaran mereka, tampak kurang keceriaan dan spontanitas yang sering kali menjadi bagian dari masa kanak-kanak. Ini menimbulkan pertanyaan tentang keseimbangan antara disiplin dan kebebasan dalam pendidikan dan pengasuhan anak.

Sebagai tamu, keluarga Morland menavigasi situasi ini dengan sopan dan empati, namun juga dengan rasa kehilangan untuk kesenangan dan kebebasan yang lebih besar yang mungkin mereka alami di pesta lain. Malam tersebut menjadi cerminan dari kontras antara norma sosial dan pilihan pribadi dalam masyarakat, dan bagaimana kedua hal tersebut dapat bertabrakan dalam pertemuan sosial.

Refleksi dan Keberangkatan

Malam berlanjut di rumah Watkinson dengan beberapa momen yang mencerminkan ketegangan antara nilai-nilai tradisional dan aspirasi modern. Meskipun ada momen-momen di mana terasa ada kesempatan untuk pertumbuhan dan pengertian lintas generasi, tetap terasa ada jurang pemisah. Kekakuan dan pendekatan yang sangat terstruktur dari Mrs. Watkinson dalam pengasuhan dan interaksi sosialnya menjadi semakin jelas, menimbulkan rasa tidak nyaman di antara keluarga Morland yang lebih terbiasa dengan fleksibilitas dan spontanitas dalam pergaulan.

Ketika malam beranjak lanjut, ketidakcocokan ini semakin terasa. Keluarga Morland merasa terperangkap dalam suasana yang mereka rasakan kurang menyenangkan dan mulai merindukan kebebasan dan kesenangan dari acara yang lebih meriah seperti yang dijanjikan oleh Mrs. St. Leonard. Mereka mulai merencanakan keberangkatan mereka, berharap untuk pindah ke pesta Mrs. St. Leonard yang mereka yakini akan lebih menyenangkan dan sesuai dengan selera mereka.

Namun, rencana mereka untuk pindah terhambat oleh beberapa kesalahpahaman dan keterlambatan logistik, termasuk keterlambatan kedatangan kendaraan yang akan membawa mereka. Situasi ini menambah ketegangan dan kekecewaan, tetapi juga memberikan waktu untuk refleksi tentang pentingnya kejelasan dan komunikasi dalam perencanaan sosial.

Pada akhirnya, keluarga Morland berhasil meninggalkan rumah Watkinson, merasa lega namun juga sedikit bersalah atas keinginan mereka untuk pergi. Mereka meninggalkan rumah tersebut dengan pelajaran penting tentang pentingnya menghormati perbedaan gaya hidup dan pendekatan dalam memelihara hubungan baik dengan orang lain, bahkan jika itu berarti menyesuaikan harapan atau mengubah rencana.

Malam itu berakhir dengan refleksi yang mendalam dari Mrs. Morland dan anak-anaknya tentang pengalaman mereka, merenungkan bagaimana perbedaan nilai dan ekspektasi dapat mempengaruhi interaksi sosial dan kepuasan pribadi. Mereka juga menyadari bahwa setiap pertemuan memberikan pelajaran dan bahwa empati dan adaptabilitas adalah kunci untuk memahami dan menikmati keragaman pengalaman hidup yang mereka temui dalam perjalanan mereka.

*****

Cerita pendek ini menggunakan humor yang halus dan situasional untuk mengeksplorasi dan mengkritik norma-norma sosial serta kontrasti antara karakter-karakter yang berbeda. Humor dalam cerita ini sering muncul dari interaksi yang canggung dan kesalahpahaman antara keluarga Morland dan keluarga Watkinson, serta dari ketidaksesuaian harapan dengan realita yang mereka temui.

1. Karakteristik berlebihan Mrs. Watkinson: Humor muncul dari penggambaran Mrs. Watkinson yang sangat berprinsip dan keras kepala, yang tampaknya tidak menyadari betapa kaku dan tidak menyenangkannya situasi bagi tamunya. Misalnya, ketika ia menekankan pentingnya pendidikan dan permainan edukatif bagi anak-anaknya, namun jelas anak-anaknya sendiri tidak menikmati atau bersemangat tentang hal ini:

Mrs. Watkinson: "They are now engaged at their game of astronomy,"  
Joseph (anaknya): "Mamma, please to whip me."

Di sini, Joseph meminta dihukum sebagai respons humoris terhadap permainan edukasi yang ia tidak sukai. Ini menunjukkan perbedaan antara apa yang dianggap penting oleh orang tua dan apa yang sebenarnya dirasakan anak-anak.

2. Kekacauan dalam merencanakan kegiatan sosial: Situasi lucu juga terjadi ketika Mrs. Morland dan anak-anaknya mencoba untuk meninggalkan pesta keluarga Watkinson lebih awal untuk pergi ke pesta yang lebih menarik di rumah Mrs. St. Leonard, tetapi mereka terhambat karena berbagai alasan logistik. Kekacauan ini mencapai puncaknya ketika mereka akhirnya terjebak lebih lama dari yang diharapkan, yang menggambarkan betapa kadang rencana terbaik pun bisa berantakan dalam cara yang hampir konyol:

Edward Morland: "If you will oblige me by the loan of an umbrella, I will go myself."

Edward mencoba mendapatkan kendaraan lain dalam hujan dengan meminjam payung, sebuah usaha yang tampaknya terlalu heroik dan konyol mengingat konteksnya.

3. Ketidakcocokan antara harapan dan realita sosial: Humor juga hadir dalam kontras antara apa yang diharapkan oleh keluarga Morland dari sebuah pertemuan sosial dengan apa yang sebenarnya mereka dapatkan. Misalnya, mereka dihadapkan pada pilihan antara pesta yang meriah dan menarik di rumah Mrs. St. Leonard dengan malam yang lebih kaku dan pendidikan di rumah Watkinson, menyoroti bagaimana ekspektasi bisa jauh berbeda dari kenyataan.

Caroline Morland: "If I hear any more I shall absolutely hate the Watkinsons."

Caroline mengeluh tentang betapa dia lebih suka berada di tempat lain, menunjukkan ironi situasi tersebut.

***

Dalam banyak hal, humor dalam cerita ini berasal dari perbedaan budaya dan sosial yang tajam antara dua keluarga tersebut, serta dari situasi yang tidak nyaman yang harus mereka navigasi, yang sering kali menghasilkan tindakan dan dialog yang tidak hanya menghibur tetapi juga mempertanyakan norma dan ekspektasi sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun