Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Ironi, Satire dan Sarkasme dalam Karya Sastra

22 Mei 2024   09:22 Diperbarui: 22 Mei 2024   09:33 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ironi memainkan peran penting dalam komunikasi sosial dan sastra sebagai cara untuk mengeksplorasi dan mengkritik dinamika sosial dengan cara yang halus namun tajam, memungkinkan orang untuk merefleksikan ketidaksesuaian antara ideal dan realitas yang sering kali menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.

Satire

Satire adalah gaya bercerita yang menggabungkan humor, ironi, dan sindiran untuk mengkritik kebodohan, kekurangan, atau kejahatan dalam masyarakat. 

Satire tidak hanya menjadi sumber hiburan tetapi juga alat kritik sosial yang efektif, sering kali menyentuh isu-isu sensitif dengan cara yang lebih dapat diterima.

Salah satu contoh terkemuka dari penggunaan satire dalam sastra Indonesia modern adalah dalam novel "Cantik itu Luka" (2002) karya Eka Kurniawan. 

Novel ini secara satir menggambarkan sejarah Indonesia yang penuh kekerasan dan eksploitasi melalui kisah keluarga yang tragis dan ajaib. 

Eka menggunakan kelebihan dalam karakter dan situasi untuk menyoroti absurditas kehidupan sosial dan politik yang sering terjadi di Indonesia, mempertanyakan norma-norma yang ada dan perilaku masyarakatnya.

Dalam media lain, satire juga muncul dalam bentuk kartun politik atau film televisi yang menyoroti ketidakadilan sosial dan korupsi. 

Misalnya, film "Republik Twitter" (2012) yang menggunakan media sosial sebagai latar untuk mengejek dan mengkritik perilaku politikus dan masyarakat dalam berinteraksi dengan teknologi baru ini. 

Melalui humor yang tajam dan pengamatan yang cerdik, film ini mengungkap kekonyolan dan kelemahan dalam penggunaan media sosial untuk kampanye politik, sambil menyoroti bagaimana teknologi bisa mempengaruhi kehidupan politik dan sosial.

Satire seringkali berfungsi sebagai cermin yang memperlihatkan realitas sosial dengan cara yang kritis namun menghibur, memungkinkan penonton atau pembaca untuk mempertanyakan dan merefleksikan isu-isu yang mungkin terasa terlalu berat atau kontroversial jika dibahas secara langsung. 

Ini menciptakan ruang untuk dialog dan introspeksi, membuat satire menjadi alat yang penting dalam diskusi sosial dan politik.

Sarkasme

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun