Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Distraksi Digital, Regulasi Perhatian, dan Ketimpangan di Lingkungan Pendidikan

16 Mei 2024   17:26 Diperbarui: 16 Mei 2024   17:33 147
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi ketidaksetaraan akses teknologi digital. (Freepik.com)

***

Diskusi ini juga berusaha mengungkapkan bahwa dampak distraksi digital tidak hanya terbatas pada pencapaian akademik, tetapi juga memiliki implikasi yang lebih luas terhadap kesetaraan peluang. 

Distraksi digital di ruang kelas, misalnya, dapat meningkatkan ketimpangan yang sudah ada karena anak-anak dari latar belakang kurang mampu mungkin tidak memiliki sarana yang sama untuk mengatasi disrupsi  yang dihasilkan oleh teknologi.

Ini mengarah pada pertanyaan etis yang penting tentang bagaimana kita, sebagai masyarakat, memilih untuk mengatur teknologi dan memastikan bahwa semua anak memiliki akses yang setara ke lingkungan belajar yang kondusif.

Salah satu yang harus disimpulkan dari diskusi ini adalah perlunya pemahaman yang lebih mendalam tentang bagaimana gangguan digital berinteraksi dengan ketidaksetaraan yang sudah ada. 

Tidak cukup hanya memiliki akses ke teknologi; kita juga harus memastikan bahwa teknologi tersebut digunakan dengan cara yang mendukung pembelajaran dan pengembangan kognitif yang efektif bagi semua siswa, tidak peduli latar belakang ekonomi mereka.

Dalam konteks ini, diskusi ini kemudian menyarankan beberapa langkah yang bisa diambil untuk mengurangi dampak negatif dari distraksi digital. 

Pertama, sekolah dan pendidik dapat merancang ulang cara teknologi digunakan dalam pendidikan untuk meminimalkan gangguan dan mendukung penggunaan teknologi yang lebih sadar dan terarah yang memperkuat kemampuan kognitif siswa daripada menguranginya. 

Ini mungkin melibatkan pelatihan guru dalam teknik pengelolaan kelas digital dan integrasi teknologi pendidikan yang lebih strategis.

Kedua, penting untuk mengembangkan kebijakan yang lebih kuat pada tingkat institusional dan nasional yang mengatur bagaimana teknologi dapat digunakan oleh anak-anak di sekolah.

Ini dapat mencakup pembatasan pada penggunaan perangkat pribadi selama jam sekolah atau pembuatan materi pendidikan digital yang lebih interaktif dan kurang mengganggu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun