Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Pilihan

Langkah-langkah Membangun Kerangka Kerja Etis untuk AI

15 Mei 2024   23:20 Diperbarui: 15 Mei 2024   23:24 82
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kerangka kerja etis untuk AI. (Freepik/rawpixel)

Kita sering terpikat oleh kecanggihan kecerdasan buatan (AI), namun sering kali lupa pada akar etika dan keadilan yang harusnya menyertainya. 

Kita coba mengeksplorasi etika dalam AI, sebuah area yang sangat penting tetapi sering kali diabaikan.

Isu yang dibahas bukan hanya sebatas bagaimana AI bekerja, tetapi bagaimana AI memengaruhi dan dibentuk oleh struktur sosial, ekonomi, dan politik yang lebih luas.

AI tidak hanya sebagai teknologi yang berdiri sendiri tetapi telah menjadi bagian dari infrastruktur global yang luas dan kompleks, yang membawa dampak tidak hanya teknis tetapi juga etis dan sosial. 

Pendekatan yang dilakukan mencakup tinjauan kritis terhadap cara-cara AI digunakan dan dilembagakan, yang menunjukkan pentingnya integrasi AI yang etis dalam masyarakat untuk mendukung keadilan sosial dan keberlanjutan.

Kita perlu menggarisbawahi pentingnya memahami AI bukan hanya sebagai alat teknis, tetapi sebagai bagian dari jaringan interaksi sosial yang lebih luas yang membutuhkan pendekatan etis yang komprehensif. 

Hal ini penting untuk memastikan bahwa pengembangan dan penerapan AI dapat membantu dalam menciptakan solusi yang berkelanjutan dan adil bagi semua orang, bukan hanya memperkuat ketidaksetaraan yang sudah ada.

***

Menerapkan AI dengan etika yang kuat membutuhkan lebih dari sekedar kebijakan internal perusahaan; ini menuntut perubahan struktural dalam cara kita memandang dan mengatur teknologi. 

Pentingnya transparansi dan akuntabilitas dalam proses pengembangan AI tidak bisa dianggap enteng. 

Tanpa ini, kita berisiko menciptakan sistem yang tidak hanya cenderung bias dan tidak adil, tetapi juga mampu menguatkan ketidaksetaraan yang sudah ada dalam masyarakat. 

Misalnya, algoritma yang digunakan dalam penegakan hukum atau perekrutan bisa memperburuk diskriminasi jika tidak dirancang dan diawasi dengan hati-hati.

Selanjutnya, etika AI harus mencakup partisipasi yang luas dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk kelompok masyarakat sipil, akademisi, dan pengguna teknologi. 

Ini penting agar semua suara bisa terdengar, khususnya dari komunitas yang paling mungkin terpengaruh oleh teknologi AI. 

Keikutsertaan ini juga dapat membantu dalam mengidentifikasi dan menanggapi masalah etis yang mungkin tidak terlihat oleh pengembang atau perusahaan.

Selain itu, perlunya pembentukan lebih banyak badan pengatur yang independen yang dapat mengawasi penerapan AI, menjamin bahwa teknologi tidak hanya mematuhi standar etika yang ketat tetapi juga secara aktif mendukung prinsip keadilan dan kesetaraan.

Pendekatan ini memerlukan kerjasama internasional, mengingat sifat global dari teknologi dan pasar AI.

Tantangan untuk menerapkan AI yang etis dan adil juga berkaitan dengan bagaimana kita, sebagai masyarakat, memahami dan berinteraksi dengan teknologi. 

Edukasi publik tentang AI dan implikasi etisnya harus diperkuat. 

Masyarakat perlu dilengkapi dengan pengetahuan untuk memahami AI dan mengadvokasi untuk sistem yang lebih transparan dan bertanggung jawab.

***

Etika AI bukan hanya tentang membuat AI yang aman dan efisien; ini tentang memastikan bahwa teknologi ini digunakan untuk memperbaiki, bukan merusak, kain sosial kita.

Ini membutuhkan pemikiran yang kritis, keterlibatan publik yang luas, dan kerangka kerja regulasi yang kuat. 

Hanya dengan cara ini AI dapat benar-benar berkontribusi pada kesejahteraan bersama dan membantu menciptakan masa depan yang berkelanjutan dan inklusif bagi semua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun