Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nasihat Ayah

20 April 2024   05:32 Diperbarui: 20 April 2024   05:36 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perbincangan mereka berlanjut dengan lebih banyak canda dan tawa, namun kali ini diliputi oleh pelajaran yang didapat dari kejadian malam itu. Mereka sampai di rumah Sarah, dan Nabil memastikan temannya itu aman sebelum dia meninggalkannya.

"Kamu masuk dulu ya, aku tunggu sampai kamu di dalam," kata Nabil, memastikan keamanan sahabatnya itu.

Sarah tersenyum, "Makasih, Bil. Kamu memang sahabat terbaik." Dia menjabat tangan Nabil sebelum berjalan menuju pintu rumahnya.

Malam itu, di kamar tidurnya, Sarah merenung. "Mungkin aku harus mulai mempertimbangkan nasihat ayah lebih serius. Dan mungkin juga, harus lebih sering menghabiskan waktu dengan teman-teman yang peduli seperti Nabil," gumamnya sebelum akhirnya tertidur, lelah namun dengan hati yang lebih tenang.

***

Pagi itu, Sarah selesai salat subuh, dengan perasaan lebih ringan. Semalaman pikirannya bercampur antara mimpi dan kenangan tentang malam sebelumnya. Ia melangkah ke dapur, membuat secangkir teh hangat sambil menunggu sinar matahari yang mulai menyinari ruangan, menyuguhkan suasana yang kontras dengan kegelapan malam yang telah ia lalui.

Sambil menyesap teh, ponselnya berbunyi. Itu pesan dari Nabil: "Pagi, Sarah! Jangan lupa mobilnya ya. Aku bisa temani kamu ke bengkel kalau mau."

Sarah tersenyum membaca pesan itu. Dengan cepat ia membalas, "Pagi, Bil! Iya nih, sudah siap berangkat ke bengkel. Boleh dong ditemani, jadi ada teman ngobrol."

Tak lama kemudian, Nabil datang, dan mereka berdua pergi ke bengkel untuk memeriksa mobil Sarah. Di jalan, mereka terus mengobrol mengenai berbagai hal, dari pekerjaan hingga rencana akhir pekan.

Sesampainya di bengkel, pihak bengkel pun menderek mobil Sarah dari lokasi mobil semalam. Sejam berlalu, mekanik menginformasikan bahwa kerusakan tidak terlalu parah dan mobil bisa segera diperbaiki. Sarah merasa lega. "Aku harus lebih sering memeriksa mobil ini, sepertinya. Kadang kita terlalu sibuk mengurus hal-hal besar sampai lupa hal-hal kecil yang penting," ucap Sarah kepada Nabil.

Nabil mengangguk, "Benar banget. Aku juga sering gitu. Tapi untung ada teman yang bisa mengingatkan dan membantu."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun