Di tengah teriknya siang di bulan Ramadan, sebuah SPBU di pinggiran kota menjadi saksi bisu dari tragedi yang tak terduga. Adegan dimulai dengan seorang sopir truk yang penuh dengan muatan minyak goreng, wajahnya tampak frustrasi menghadapi antrian yang panjang. Ia tampak kebingungan, bagaimana bisa di bulan puasa ini, dia malah terjebak dalam labirin antrian yang tak kunjung usai.
"Pertalite ada, mas?" tanya sang sopir dengan harap.
"Kosong mas, sedang dalam perjalanan," jawab petugas SPBU, sambil terus melihat ke arah jalan yang sepi dari truk tangki.
"Jalan pakai apa?" sang sopir semakin penasaran.
"Ya pakai truk tangki lah," jawab petugas dengan nada yang mulai kehilangan kesabaran.
"Kok gak datang-datang?"
"Ya karena truknya sedang antri solar, mas."
Sang sopir, yang kini mulai kehilangan logika, bertanya lagi, "Lha petugas yang jual solar kemana?"
"Lagi antri makan di warung sebelah," jawab petugas sambil menunjuk warung yang terlihat dari SPBU.
Merasa perutnya ikut berbunyi, sopir tersebut bertanya lagi dengan nada yang semakin tidak masuk akal, "Lha kok lama banget antri makannya, emang yang punya warung mana?"