Bukan tentara bersenjata yang berada di garis depan, tetapi mereka, orang-orang berseragam putih-putih, bersenjata jarum.Â
Dokter, perawat, apoteker dan tenaga kesehatan lainnya.
Mereka berjibaku dengan probabilitas hidup yang lebih rendah, mungkin hanya 10%.Â
Peralatan tempur yang minimal dan ala kadarnya. Negara belum (tidak) pernah menganggarkan "alutsista" jenis ini.
Puluhan tenaga kesehatan di negara kita telah gugur mendahului kita.Â
Ironisnya, jarang kita temukan kata "gugur" untuk mengiringi kepergian mereka. Perhatikan saja di linimasa akun-akun media sosial kita.
Mereka tidak pernah terlatih untuk ini, tetiba dibebani dengan tugas-tugas yang tidak terduga, lebih-lebih risiko kematian yang tidak pernah mereka bayangkan, dan mungkin tidak tertulis dalam kurikulum pendidikannya.
Ketika semua berjalan.Â
Kita perlu mengakui pengorbanan mereka.Â
Merekalah patriot sejati.Â
Kita perlu bersimpuh penuh hormat ketika mengatakan "Terima kasih atas pengorbanan Anda".