Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Penerapan Prioritarianisme Relatif dalam Kebijakan Publik

11 Februari 2024   19:55 Diperbarui: 11 Februari 2024   19:58 117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi prioritas relatif. (Freepik/rawpixel.com)

 

Dalam dunia yang penuh dengan ketidaksetaraan dan perbedaan kondisi hidup antar individu, konsep keadilan distributif menjadi sorotan penting dalam diskursus filsafat dan ekonomi. 

Artikel ilmiah yang ditulis oleh Lara Buchak (2022) mengusulkan pandangan "prioritarianisme relatif" sebagai lensa baru dalam memahami dan menilai kebaikan distributif dalam masyarakat. 

Dengan menekankan bahwa kebaikan bagi mereka yang relatif lebih buruk kondisinya memiliki bobot lebih berat dalam penentuan kebaikan keseluruhan, Buchak menawarkan pandangan segar yang menggugat konsep tradisional utilitarianisme dan prioritarianisme absolut. 

Pandangan ini bukan hanya memberikan kontribusi teoretis pada literatur yang ada, tetapi juga memiliki implikasi praktis dalam pembuatan kebijakan dan pemahaman kita tentang keadilan. 

Dengan menganalisis kerangka kerja ini, kita dihadapkan pada pertanyaan fundamental tentang bagaimana masyarakat harus mengalokasikan sumber dayanya untuk menciptakan kebaikan yang maksimal bagi semua.

***

Konsep "prioritarianisme relatif" yang dibahas oleh Lara Buchak membuka wawasan baru dalam menangani masalah distribusi kebaikan dalam masyarakat. 

Dalam pendekatan tradisional, seringkali distribusi kekayaan atau kebahagiaan dinilai berdasarkan jumlah total atau rata-rata, tanpa memperhatikan distribusi relatif kekayaan tersebut. 

Namun, pendekatan Buchak menawarkan perspektif yang lebih inklusif dan adil, dengan memprioritaskan kebaikan bagi mereka yang posisinya lebih rendah dalam skala sosial-ekonomi.

Pandangan ini mengakui realitas sosial bahwa tidak semua individu berada pada titik start yang sama. 

Dengan demikian, prioritarianisme relatif tidak hanya berfokus pada peningkatan kebaikan keseluruhan, tetapi juga pada pengurangan kesenjangan yang ekstrem. 

Pendekatan ini sesuai dengan prinsip keadilan distributif yang menghargai kesetaraan peluang dan pemenuhan kebutuhan dasar bagi semua.

Pendekatan Buchak juga menantang kita untuk memikirkan kembali bagaimana kebijakan publik dirancang dan diimplementasikan. 

Dalam pembuatan kebijakan, misalnya, pendekatan prioritarianisme relatif dapat mendorong alokasi sumber daya yang lebih berfokus pada peningkatan kualitas hidup bagi mereka yang paling membutuhkan. 

Hal ini dapat mencakup investasi dalam pendidikan, kesehatan, dan infrastruktur sosial yang secara langsung meningkatkan kemampuan individu untuk berpartisipasi secara penuh dalam masyarakat.

Namun, penerapan konsep ini juga menimbulkan tantangan. 

Pertama, bagaimana menilai dan mengukur "kebaikan" bagi individu dengan adil dan objektif. 

Kedua, menentukan batasan pada seberapa jauh sumber daya harus dialokasikan untuk mendukung individu atau kelompok yang lebih kurang beruntung tanpa menghambat inovasi atau kemajuan ekonomi secara keseluruhan.

Dalam menghadapi tantangan ini, Buchak menawarkan kerangka kerja teoretis yang dapat membantu dalam formulasi kebijakan yang lebih sensitif terhadap perbedaan kondisi individu. 

Ini mencakup penggunaan "utilitarianisme berbobot peringkat," yang menawarkan metode untuk menimbang kebaikan relatif individu dalam konteks kebaikan keseluruhan masyarakat.

Dengan demikian, artikel ini tidak hanya memberikan kontribusi penting pada diskusi teoretis dalam filsafat dan ekonomi, tetapi juga memberikan arahan praktis bagi pembuat kebijakan dan praktisi dalam merancang intervensi sosial yang lebih adil dan efektif. 

Pendekatan Buchak menunjukkan bahwa keadilan distributif membutuhkan pemahaman yang lebih dalam tentang dinamika sosial dan ekonomi yang memengaruhi distribusi kekayaan dan kebahagiaan dalam masyarakat.

***

Artikel oleh Lara Buchak tentang "prioritarianisme relatif" memberikan kontribusi signifikan pada diskusi tentang keadilan distributif, menantang kita untuk mempertimbangkan ulang bagaimana kebaikan diukur dan didistribusikan dalam masyarakat. 

Pendekatan ini menawarkan sebuah lensa yang lebih adil dan inklusif dalam melihat distribusi kekayaan dan kebahagiaan, dengan memberikan prioritas pada mereka yang kondisinya lebih buruk. 

Dalam konteks pembuatan kebijakan, pandangan ini dapat membawa perubahan signifikan dalam alokasi sumber daya, menekankan pentingnya memenuhi kebutuhan dasar dan meningkatkan kualitas hidup bagi semua, terutama bagi mereka yang paling membutuhkan. 

Dengan demikian, karya Buchak tidak hanya berkontribusi pada arena akademis tetapi juga menawarkan panduan praktis bagi pembuat kebijakan dalam mengejar masyarakat yang lebih adil dan egaliter. 

Pendekatan ini mengingatkan kita bahwa keadilan harus selalu mempertimbangkan konteks relatif keberadaan individu dalam masyarakat.

Referensi

Buchak, L. (2023). Relative priority. Economics & Philosophy, 39(2), 199-229.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun