Tinjauan menyeluruh terhadap literatur yang sudah ada merupakan landasan dari setiap pekerjaan penelitian, terutama dalam karya ilmiah (skripsi, tesis, disertasi).Â
Tahap ini sangat penting untuk memperkenalkan dasar teoritis studi, menjelaskan kerangka konseptualnya, dan memperlihatkan pemahaman yang mendalam tentang studi sebelumnya yang relevan.Â
Namun, sayangnya, komponen ini terkadang diabaikan atau tidak cukup ditangani, yang berpotensi mengakibatkan kegagalan pekerjaan tersebut.
Randolph (2019) menekankan bahwa tinjauan literatur (tinjauan pustaka) yang kurang memadai dapat secara serius merusak sebuah disertasi.Â
Pengamatan ini menegaskan pentingnya tinjauan literatur yang dirancang dengan baik, yang jika kurang dapat menunjukkan pemahaman yang buruk tentang konsep-konsep kunci, ambiguitas teoritis, atau kegagalan dalam mencakup studi-studi yang sudah ada secara memadai.Â
Kekurangan-kekurangan tersebut tidak hanya menunjukkan keterbatasan atau kemampuan peneliti yang terbatas, tetapi juga dapat menghasilkan kesimpulan yang tidak kredibel atau valid.
Boote dan Beile (2005) berpendapat bahwa pemahaman yang luas tentang pengetahuan yang ada dalam suatu domain tertentu sangat penting untuk melakukan tinjauan yang bertujuan.Â
Tanpa dasar yang kokoh dalam penelitian yang telah dilakukan sebelumnya, peneliti mungkin mengalami kesulitan dalam merumuskan pertanyaan penelitian yang relevan atau membuat asumsi yang kuat.Â
Oleh karena itu, tinjauan yang cermat terhadap literatur merupakan tahap awal yang sangat penting dalam perjalanan penelitian, yang kemungkinan dapat merusak kredibilitas dan kevalidan studi tersebut.
Penelitian oleh Lessing (2009) membahas masalah-masalah umum yang dihadapi selama ujian disertasi, terutama mencatat bahwa ujian sering kali menghadapi tinjauan literatur yang kurang terstruktur atau tidak lengkap.Â
Hal ini dapat menimbulkan pertanyaan tentang integritas keseluruhan disertasi.
Oleh karena itu, tinjauan literatur yang kurang memadai tidak hanya memengaruhi bagian ini, tetapi juga dapat secara negatif memengaruhi persepsi penguji terhadap penelitian secara keseluruhan.
Ketika penguji menemui tinjauan literatur yang tidak memadai, mereka cenderung memeriksa bagian-bagian lain dari karya ilmiah secara lebih cermat.Â
Mereka mungkin menguji metodologi, analisis, dan kesimpulan dengan lebih skeptis, mencari kelemahan atau kekurangan tambahan.Â
Dengan demikian, tinjauan literatur yang kurang memadai dapat memancing lebih banyak kritik terhadap karya ilmiah, bahkan jika bagian-bagian lainnya dilaksanakan dengan baik.
Dengan demikian, para peneliti harus mengakui fungsi vital dari tinjauan literatur dalam merangkai karya ilmiah mereka.Â
Ini lebih dari sekadar hambatan prosedural; ini merupakan kesempatan untuk mengekspresikan pemahaman yang komprehensif tentang latar belakang penelitian, untuk mengartikulasikan isu-isu penelitian secara ringkas, dan untuk menyoroti kontribusi baru dari penelitian tersebut.
Menulis tinjauan literatur yang kompeten membutuhkan waktu dan kesungguhan yang cukup.Â
Ini memerlukan melakukan pencarian literatur yang luas, menilai kritis studi sebelumnya, dan mensintesis data yang kompleks menjadi narasi yang jelas dan berdampak.Â
Selain itu, penulis harus menyajikan tinjauan ini dengan cara yang menarik dan mudah dipahami, menciptakan kepercayaan pembaca dan minat dalam penelitian yang sedang berlangsung.
Oleh karena itu, evaluasi karya ilmiah seharusnya dipandang sebagai komponen penting dari penyelidikan ilmiah, bukan hanya sebagai tugas yang harus diselesaikan.Â
Ini merupakan kesempatan untuk menunjukkan kemampuan berpikir ilmiah, kritis, dan analitis, serta untuk menempatkan penelitian dalam dialog ilmiah yang lebih luas dan relevan.Â
Dengan mendekati tinjauan literatur dengan perhatian yang pantas, para peneliti tidak hanya dapat memenuhi evaluasi akademis, tetapi juga dapat memberikan kontribusi yang signifikan pada tubuh pengetahuan (body of knowledge) dalam bidang akademik mereka.
Secara singkat, keefektifan sebuah karya ilmiah bergantung pada tinjauan literatur yang solid.Â
Tanpa keterlibatan yang komprehensif dengan literatur yang relevan, penelitian tersebut mungkin kehilangan arah dan integritasnya.Â
Oleh karena itu, meluangkan waktu dan usaha yang cukup untuk tinjauan literatur yang teliti sangatlah penting bagi para peneliti yang bertujuan untuk menyelesaikan karya ilmiah mereka dengan sukses dan memberikan wawasan berharga bagi disiplin akademik mereka.
Referensi
Randolph, J. (2019). A guide to writing the dissertation literature review. Practical assessment, research, and evaluation, 14(1), 13.
Boote, D. N., & Beile, P. (2005). Scholars before researchers: On the centrality of the dissertation literature review in research preparation. Educational researcher, 34(6), 3-15.
Lessing, A. (2009). The examination of research for dissertations and theses. Acta Academica, 41(1), 256-272.
https://journals.co.za/doi/abs/10.10520/EJC15428
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H