Hal ini dapat menimbulkan pertanyaan tentang integritas keseluruhan disertasi.
Oleh karena itu, tinjauan literatur yang kurang memadai tidak hanya memengaruhi bagian ini, tetapi juga dapat secara negatif memengaruhi persepsi penguji terhadap penelitian secara keseluruhan.
Ketika penguji menemui tinjauan literatur yang tidak memadai, mereka cenderung memeriksa bagian-bagian lain dari karya ilmiah secara lebih cermat.Â
Mereka mungkin menguji metodologi, analisis, dan kesimpulan dengan lebih skeptis, mencari kelemahan atau kekurangan tambahan.Â
Dengan demikian, tinjauan literatur yang kurang memadai dapat memancing lebih banyak kritik terhadap karya ilmiah, bahkan jika bagian-bagian lainnya dilaksanakan dengan baik.
Dengan demikian, para peneliti harus mengakui fungsi vital dari tinjauan literatur dalam merangkai karya ilmiah mereka.Â
Ini lebih dari sekadar hambatan prosedural; ini merupakan kesempatan untuk mengekspresikan pemahaman yang komprehensif tentang latar belakang penelitian, untuk mengartikulasikan isu-isu penelitian secara ringkas, dan untuk menyoroti kontribusi baru dari penelitian tersebut.
Menulis tinjauan literatur yang kompeten membutuhkan waktu dan kesungguhan yang cukup.Â
Ini memerlukan melakukan pencarian literatur yang luas, menilai kritis studi sebelumnya, dan mensintesis data yang kompleks menjadi narasi yang jelas dan berdampak.Â
Selain itu, penulis harus menyajikan tinjauan ini dengan cara yang menarik dan mudah dipahami, menciptakan kepercayaan pembaca dan minat dalam penelitian yang sedang berlangsung.
Oleh karena itu, evaluasi karya ilmiah seharusnya dipandang sebagai komponen penting dari penyelidikan ilmiah, bukan hanya sebagai tugas yang harus diselesaikan.Â