Malam itu, tampak lima orang sedang menikmati kuliner, makanan tradisional di pinggir jalan. Suami, istri dan tiga anaknya.
Sementara itu di depan mereka, seorang bapak tua, berpakaian lusuh, bersepeda usang mencoba menawarkan mainan tradisional kepada orang-orang yang lalu lalang. Berharap ada yang membeli.
Suami istri itu duduk tepat menghadap bapak penjual mainan tradisional. Mereka berbisik satu sama lain.
"Pa, kita ajak bapak itu makan bersama kita ya, mama agak susah menelan makanan ini karena lihat bapak itu"
"Ya Ma, tapi biarkan dia berjualan aja dulu, mungkin nanti ada yang beli. Mungkin juga dia menolak makan bersama kita. Sebaiknya kita pesankan aja."
"Kita sedekah uang aja Pa, mungkin lebih bermanfaat bagi dia dan keluarga"
"Oke, terserah Mama. Papa kira itu baik"
Selesai makan dan bergegas pulang, si suami menghampiri bapak penjual mainan tradisional.
"Pak, sampun payu pinten?"Â (Pak, sudah laku berapa?)
"Dereng wonten blas" (Belum ada sama sekali)
"Bapak kok tasik sadean ngeten niki, lare-lare saniki dolenane niku hape" (Bapak kok masih jualan seperti ini, anak-anak sekarang ini bermain HP)
"Sagete kulo nggih ngeten niki. Ora obah ora mamah" (Bisanya saya ya seperti ini, tidak gerak tidak makan)
Si istri kemudian menyodorkan selembar uang ke bapak penjual mainan tradisional itu.
"Niki Pak, jenengan ndamel tumbas, nedha ten mriki mawon"Â (Ini pak, anda gunakan beli, makan di sini saja)
"Mpun mboten usah Bu" (Sudahlah, tidak usah Bu)
Si istri tetap memaksa.
"Nggih pun, maturnuwun, mugi-mugi barokah Bu" (Ya sudah, terima kasih, semoga berkah Bu)
"Aamiin..."
***
Sementara itu, tentu banyak kita jumpai warung-warung makan atau minum modern di berbagai mal, plasa atau lainnya, berjubel pembeli hingga antri berpuluh meter panjangnya.Â
Apalagi "warung makan atau minum" itu dimiliki perusahaan asing (dunia). Harga secangkir kopi Sumatera di warung kopi "SB" saja segelas lebih dari lima puluh ribu.
Di lain waktu, terbaca berita "Disawer Jamaah Laki-Laki Saat Mengaji, Ustadzah Nadia Hawasyi: Tidak Pantas!"
Media lain memberitakan "Korupsi Bantuan Sosial (Bansos): Pencurian Hak Masyarakat di Era Pandemi Covid-19"
Itulah dunia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H