Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Konsep Kota Masa Depan: Bukan Mandiri Tetapi Swasembada

12 Januari 2024   14:08 Diperbarui: 12 Januari 2024   19:46 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Konsep ini menekankan pada kemandirian dalam produksi makanan, energi, dan sumber daya lainnya, yang sangat relevan bagi kota-kota di Indonesia yang sering menghadapi masalah seperti polusi, banjir, dan ketidakcukupan sumber daya.

Pelajaran dari Studi Kasus Global

Dari studi kasus yang disajikan, seperti Masdar City di Uni Emirat Arab, Curitiba di Brasil, dan Freiburg di Jerman, terdapat pelajaran berharga untuk Indonesia. Misalnya, Masdar City menunjukkan bagaimana teknologi terbarukan dapat digunakan untuk membangun kota yang hampir tidak memiliki jejak karbon. Curitiba, dengan sistem transportasi publiknya yang efisien, memberikan contoh bagaimana infrastruktur dapat mendukung kehidupan perkotaan yang berkelanjutan. Sementara Freiburg menunjukkan pentingnya komunitas dalam mendorong praktek-praktek berkelanjutan.

Penerapan di Indonesia

Untuk Indonesia, ini bukan hanya tentang mengadopsi teknologi, tapi juga mengadaptasi konsep ini ke dalam konteks lokal. Misalnya, pemanfaatan energi surya dan angin di Indonesia bisa ditingkatkan untuk mengurangi ketergantungan pada bahan bakar fosil. Di bidang pertanian perkotaan, teknik seperti pertanian vertikal dan hidroponik bisa dimanfaatkan untuk mengatasi keterbatasan lahan dan meningkatkan produksi pangan lokal.

Tantangan dan Solusi dalam Implementasi Kota Mandiri di Indonesia

Ketika kita berbicara tentang implementasi konsep Kota Mandiri di Indonesia, kita harus mengakui berbagai tantangan yang mungkin dihadapi. Artikel dari OffGridHarmony dan Frost & Sullivan memberikan wawasan tentang aspek-aspek ini. Namun, dengan strategi yang tepat, tantangan ini dapat diatasi dan diubah menjadi peluang.

Tantangan Utama

Pertama, tantangan infrastruktur menjadi hambatan utama. Banyak kota di Indonesia masih berjuang dengan infrastruktur dasar, seperti sistem drainase yang buruk dan jaringan transportasi yang tidak memadai. Kedua, ada tantangan dalam hal kebijakan dan tata kelola. Perlunya kerangka kebijakan yang mendukung adopsi energi terbarukan dan praktik pertanian berkelanjutan membutuhkan perubahan signifikan pada level pemerintahan. Ketiga, melibatkan komunitas secara efektif adalah kunci, tapi seringkali sulit karena kurangnya kesadaran dan pendidikan tentang pentingnya keberlanjutan.

Solusi yang Dapat Diterapkan

Untuk mengatasi tantangan infrastruktur, investasi dalam teknologi ramah lingkungan dan pembangunan berkelanjutan harus menjadi prioritas. Proyek-proyek seperti pembangunan gedung ramah lingkungan, sistem transportasi massal yang efisien, dan fasilitas pengolahan limbah yang canggih bisa menjadi titik awal.

Dalam hal kebijakan, pemerintah bisa memainkan peran penting dengan memberikan insentif bagi inisiatif berkelanjutan, seperti subsidi untuk energi terbarukan atau insentif pajak untuk pertanian perkotaan. Ini akan mendorong lebih banyak perusahaan dan individu untuk mengadopsi praktik berkelanjutan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun