Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Dinamika Authorship antara Mahasiswa dan Dosen Pembimbing di Artikel Ilmiah

28 Desember 2023   08:50 Diperbarui: 29 Desember 2023   07:30 885
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Peran Authorship dalam Lingkungan Akademis

Dalam ranah akademis, konsep authorship memiliki peran yang sangat penting, terutama dalam konteks hubungan antara mahasiswa dan dosen pembimbing mereka. 

Authorship melibatkan lebih dari sekadar menambahkan nama seseorang ke dalam sebuah publikasi; sebaliknya, itu mencakup kontribusi intelektual, tanggung jawab etis yang dipegang, dan pengakuan atas upaya yang telah dilakukan. 

Di perguruan tinggi, praktik penentuan authorship antara mahasiswa dan dosen pembimbing sering mencerminkan dinamika pembelajaran, penelitian, dan kolaborasi profesional.

Mahasiswa, terutama yang sedang mengerjakan skripsi, tesis atau disertasi, biasanya bertindak sebagai penulis utama dalam publikasi yang terkait dengan proyek penelitian mereka. 

Sebagai penulis utama, mereka bertanggung jawab tidak hanya atas sebagian besar penelitian dan penulisan, tetapi juga atas integritas dan ketepatan pekerjaan tersebut. 

Peran ini sangat penting dalam pengembangan keterampilan akademis dan profesional mereka, memberikan mereka kesempatan untuk belajar bagaimana mengomunikasikan temuan penelitian secara efektif dan etis.

Di sisi lain, dosen pembimbing memainkan peran penting sebagai co-author, tergantung pada tingkat kontribusi mereka. Dalam banyak kasus, para dosen pembimbing memberikan bimbingan intelektual, membantu dalam perancangan penelitian, analisis data, dan penyusunan naskah. 

Peran mereka sebagai co-author juga mencerminkan tanggung jawab mereka dalam memastikan integritas penelitian dan memastikan bahwa praktik etis diikuti, baik dalam proses penelitian maupun dalam penulisan dan publikasi hasilnya.

Pentingnya peran ini terletak pada keseimbangan antara memberikan mahasiswa kesempatan untuk berkembang sebagai peneliti independen dan memastikan bahwa mereka menerima bimbingan yang cukup untuk mengembangkan keterampilan akademis dan etis yang kuat. 

Ini tidak hanya mencakup aspek teknis penelitian tetapi juga pemahaman mendalam tentang etika penelitian dan publikasi, termasuk masalah seperti plagiarisme, fabrikasi data, dan pengakuan yang tepat terhadap kontribusi orang lain.

Dinamika Antara Mahasiswa dan Dosen Pembimbing dalam Authorship

Dinamika authorship antara mahasiswa dan dosen pembimbing mencerminkan hubungan yang kompleks dan multifaset. 

Di satu sisi, ada aspek pembelajaran dan mentorship, di mana dosen pembimbing berperan sebagai pemimpin intelektual dan pembimbing dalam proses penelitian. 

Di sisi lain, ada pengakuan terhadap kontribusi intelektual dan kerja keras yang diperlukan untuk mencapai publikasi.

Dosen pembimbing, dengan pengalaman dan keahlian mereka, sering memberikan arahan dan wawasan penting untuk membentuk dan membimbing penelitian. 

Mereka juga berperan dalam memastikan bahwa metodologi penelitian dan analisis data dilakukan dengan benar, serta membantu dalam interpretasi hasil. Keterlibatan mereka sering cukup substansial sehingga pantas diakui sebagai co-author. 

Namun, hal ini juga menimbulkan pertanyaan penting tentang sejauh mana pengaruh dan kontribusi mereka harus diakui.

Di sisi lain, mahasiswa sebagai penulis utama memainkan peran sentral dalam melakukan penelitian, mengumpulkan dan menganalisis data, serta menulis sebagian besar naskah. 

Ini adalah proses pembelajaran yang penting di mana mereka mengembangkan keterampilan penelitian, penulisan, dan kritis yang akan berguna dalam karier akademis mereka. 

Penting bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengakuan atas kerja keras dan kontribusi intelektual mereka, karena ini adalah kunci untuk membangun rekam jejak akademis mereka.

Keseimbangan dalam hubungan ini penting. Dosen pembimbing harus cukup terlibat untuk memastikan integritas dan kualitas penelitian, tetapi juga memberikan ruang bagi mahasiswa untuk tumbuh sebagai peneliti independen. 

Hal ini melibatkan pengakuan atas peran dan kontribusi masing-masing pihak, serta komunikasi terbuka tentang ekspektasi dan tanggung jawab authorship.

Praktik-Praktik yang Melanggar Kode Etik dalam Authorship

Dalam dunia akademis, mematuhi kode etik dalam authorship tidak hanya penting untuk menjaga integritas ilmiah tetapi juga untuk menghormati kontribusi individu dan menciptakan lingkungan akademis yang sehat. 

Sayangnya, ada beberapa praktik yang melanggar etika ini, yang penting untuk diidentifikasi dan dihindari.

Salah satu masalah paling umum adalah "gift authorship" atau "honorary authorship," di mana seseorang diberi status penulis tanpa memberikan kontribusi substansial ke penelitian atau penulisan. 

Praktik ini merusak prinsip dasar authorship karena mengabaikan kriteria bahwa setiap penulis harus memiliki andil signifikan dalam penelitian. Ini juga mengurangi kredibilitas penelitian dan dapat menimbulkan pertanyaan tentang akurasi dan integritas hasil yang dipublikasikan.

Sebaliknya, "ghost authorship" terjadi ketika seseorang yang memberikan kontribusi substansial tidak diakui sebagai penulis. Ini sering terjadi dalam kasus di mana peran seseorang dalam proyek penelitian mungkin sensitif atau kontroversial. 

Pengabaian ini tidak hanya tidak etis, tetapi juga dapat mengaburkan transparansi dan akuntabilitas dalam penelitian.

Masalah lain adalah tekanan untuk mempublikasikan ("publish or perish") yang dapat menyebabkan pelanggaran etika lainnya, seperti fabrikasi atau manipulasi data, dan plagiarisme. 

Kondisi ini menciptakan lingkungan di mana kuantitas publikasi terkadang diprioritaskan daripada kualitas dan integritas penelitian.

Untuk mengatasi masalah-masalah ini, perguruan tinggi dan lembaga penelitian harus menetapkan dan menegakkan pedoman yang jelas mengenai authorship. 

Ini harus mencakup kriteria yang jelas untuk inklusi sebagai penulis dan tata cara yang transparan untuk menyelesaikan perselisihan yang mungkin timbul. 

Selain itu, pendidikan tentang etika penelitian dan publikasi harus menjadi bagian integral dari pelatihan akademik, baik untuk dosen maupun mahasiswa.

Menciptakan budaya integritas akademik yang kuat, di mana etika authorship dihormati dan dipertahankan, adalah kunci untuk memastikan bahwa penelitian yang dihasilkan tidak hanya berkualitas tinggi, tetapi juga dapat dipercaya dan dihormati oleh komunitas ilmiah dan masyarakat luas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun