Ini dapat terbukti sangat efektif dalam ekonomi yang baru berkembang di mana ketersediaan dana sering menjadi hambatan utama dalam usaha wirausaha.Â
Selain itu, keterlibatan kaum muda dalam ekonomi formal dapat membawa gagasan dan inovasi baru, mempromosikan persaingan yang sehat, dan kemajuan teknologi.
Namun, penting untuk mempertimbangkan dampak negatifnya. Risiko keuangan yang diambil oleh pemerintah dan lembaga keuangan dapat menjadi beban yang berat, terutama jika tingkat pembayaran yang gagal pada pinjaman ini melebihi nilai yang awalnya diproyeksikan.Â
Masalah ini dapat menjadi lebih buruk jika tidak ada pembimbingan dan pelatihan yang cukup untuk penerima pinjaman dalam mengelola bisnis dan keuangan mereka.Â
Selain itu, ada risiko menciptakan "gelembung kredit" jika terlalu banyak kredit diberikan tanpa pertimbangan yang memadai terhadap kemampuan peminjam untuk membayar.
Sebagai kesimpulan, janji untuk memberikan pinjaman tanpa jaminan atau kredit kepada pengusaha muda, didukung oleh fintech berbasis ilmu data, adalah konsep yang menarik dengan potensi manfaat yang signifikan.Â
Namun, keberhasilannya sangat bergantung pada implementasi yang cermat dan bertanggung jawab. Ini termasuk penilaian risiko yang tepat, perlindungan konsumen, pendidikan keuangan, dan pembimbingan bisnis.Â
Selain itu, penting untuk memastikan bahwa program ini berfokus tidak hanya pada pemberian kredit tetapi juga pada pembangunan ekosistem yang mendukung pertumbuhan usaha yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, meskipun janji ini memiliki potensi besar, realisasinya memerlukan pendekatan seimbang antara inovasi, inklusi keuangan, dan kebijakan keuangan yang bijaksana.Â
Pendekatan metodologi yang komprehensif, mempertimbangkan semua aspek keuangan, sosial, dan ekonomi, akan menjadi kunci dalam mencapai hasil yang diinginkan.
* penulis adalah pengamat politik, ilmuwan data dan kandidat doktor ilmu administrasi bisnis.