Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Membangun Fondasi Keterbukaan Informasi di Perguruan Tinggi Negeri Indonesia

29 November 2023   05:13 Diperbarui: 29 November 2023   12:13 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Komisi Informasi (KI) Pusat melaporkan bahwa Perguruan Tinggi Negeri (PTN) memiliki persentase keterbukaan informasi publik terendah dalam uji publik yang dilakukan. Hanya 48 dari 149 PTN yang berhasil lolos uji publik. 

KI Pusat melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan keterbukaan informasi publik di berbagai badan publik di Indonesia. Dari 372 badan publik yang terdaftar, hanya 267 yang mengisi kuesioner penilaian diri dengan tingkat submit 71 persen. 

Dari 195 badan publik yang lolos uji publik, 48 di antaranya adalah PTN. Ketua KI Pusat, Donny Yoesgiantoro, menekankan pentingnya aksesibilitas dalam pelaksanaan keterbukaan informasi. KI Pusat mendorong PTN untuk meningkatkan pengelolaan dan pelayanan informasi publik mereka, karena PTN memiliki peran strategis dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. 

Uji publik ini melibatkan panelis dari berbagai kalangan, termasuk akademisi, mantan komisioner KI Pusat, CSO, jurnalis senior, dan pegiat keterbukaan informasi. Selengkapnya baca di republika.co.id

Mengurai Benang Kusut Keterbukaan Informasi di PTN

Keterbukaan informasi publik merupakan salah satu pilar demokrasi yang memperkuat akuntabilitas dan transparansi dalam pengelolaan sumber daya negara. Dalam konteks Indonesia, temuan KI Pusat yang menunjukkan PTN sebagai entitas dengan tingkat keterbukaan informasi publik terendah mengundang tanya besar. 

Fenomena ini bukan hanya sekadar statistik, melainkan sebuah cerminan dari sistem pendidikan tinggi yang memerlukan introspeksi mendalam dan reformasi struktural.

PTN, sebagai lembaga yang mengemban misi mencerdaskan kehidupan bangsa, seharusnya menjadi pelopor dalam praktik keterbukaan informasi. Ironisnya, kenyataan yang terungkap justru berkebalikan. 

Kondisi ini memperlihatkan adanya kesenjangan antara idealisme akademis dengan realitas birokratis yang terjadi di lingkungan PTN. Muncul pertanyaan kritis, mengapa lembaga yang seharusnya menjadi pusat ilmu pengetahuan dan inovasi ini malah tertinggal dalam hal transparansi?

Salah satu faktor utama yang berperan dalam masalah ini adalah sistem manajemen informasi yang belum terintegrasi dengan baik. Banyak PTN masih bergantung pada sistem manual atau semi-manual yang rentan terhadap ketidakefisienan dan kesalahan. 

Selain itu, kurangnya sumber daya manusia yang terlatih dalam pengelolaan informasi juga menjadi penghambat utama. Sering kali, staf yang bertanggung jawab atas pengelolaan informasi tidak memiliki keahlian atau pelatihan yang memadai untuk menjalankan tugas mereka secara efektif dan transparan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun