Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Quo Vadis Alokasi Dana Riset di Indonesia?

22 Oktober 2023   05:39 Diperbarui: 23 Oktober 2023   07:12 277
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
technology-indonesia.com

Berbicara tentang model bisnis dalam riset, ini adalah aspek yang sering diabaikan. Sebuah riset harus mempertimbangkan seluruh aspek, dari pelibatan pengguna, analisis biaya produksi, distribusi, hingga penerapan di lapangan. 

Lembaga riset dan universitas harus memahami bahwa inovasi tanpa implementasi hanyalah ide kosong. Apa gunanya sebuah teknologi canggih jika tidak dapat diterapkan untuk meningkatkan produktivitas? Atau, apa artinya penemuan baru jika hanya menjadi bahan diskusi di seminar tanpa memberikan dampak nyata?

Ketika membayangkan kebijakan "one university one product", kita bisa melihat potensi luar biasa yang bisa dihasilkan jika setiap universitas mampu menghasilkan satu produk atau layanan yang benar-benar memenuhi kebutuhan masyarakat. 

Namun, realitas yang ada jauh dari harapan tersebut. Sebagian besar universitas dan lembaga riset masih terperangkap dalam silo-silo mereka sendiri, tanpa adanya interaksi yang intens dengan industri dan masyarakat.

Dari segi kerja sama dengan industri, ini adalah salah satu aspek kritis yang perlu ditingkatkan. Pada dasarnya, industri dan universitas memiliki tujuan yang sama, yaitu menciptakan inovasi yang dapat meningkatkan kualitas hidup manusia.

Namun, ketidaksesuaian antara kebutuhan industri dan fokus riset, ditambah dengan isu-isu hak kekayaan intelektual, sering menjadi batu sandungan. Padahal, dengan kolaborasi yang erat, kedua belah pihak dapat saling melengkapi dan mencapai hasil yang optimal.

Menutup opini ini, mari kita mengajak semua pihak, baik akademisi, pemerintah, industri, maupun masyarakat, untuk bersama-sama melakukan introspeksi. Apakah kita ingin terus menerus memproduksi ilmu yang hanya berhenti di laboratorium? Atau, apakah kita ingin menciptakan perubahan nyata melalui riset yang relevan dan berdampak?

Riset bukanlah tentang mencari pujian atau meningkatkan reputasi semata. Riset adalah tentang menciptakan solusi bagi masalah yang dihadapi masyarakat. 

Jika kita terus mengabaikan aspek praktis dari riset, kita bukan hanya kehilangan peluang emas untuk maju, tetapi juga mengkhianati harapan dan kepercayaan masyarakat yang telah mendanai dan mendukung riset kita.

Marilah kita kembali ke jalan yang benar, memadukan ilmu dengan hati nurani, dan mewujudkan riset yang benar-benar berarti bagi bangsa dan masyarakat. Sebuah riset yang bukan sekadar "fabrikasi", namun menjadi solusi nyata bagi tantangan yang kita hadapi bersama.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun