***
Episode 2: Misteri Hati yang Tak Terungkap
Pertemuan di kafe itu berlangsung lama, mengulik perasaan yang selama ini terpendam. Mata Alfin dan Sonia sering bertemu, tetapi ada jarak yang tidak bisa ditembus, sebuah tembok besar bernama masa lalu dan ego.
"Kau tahu, Son," ucap Alfin dengan nada bergetar, "Meskipun aku selalu berharap kita bisa bersama, aku mengerti jika kita mungkin tak pernah bisa bersatu."
Sonia menatapnya dalam-dalam, air mata perlahan mengalir, "Maafkan aku, Alfin. Aku ingin bersamamu, tapi ada bagian dari diriku yang begitu takut. Takut akan masa lalu, takut akan penolakan, dan takut akan apa yang orang lain pikirkan."
Alfin menghela napas panjang, "Kadang-kadang kita terlalu fokus pada hal-hal yang pernah terjadi sehingga kita lupa untuk melihat apa yang mungkin terjadi."
Putri, yang melihat dari kejauhan, berjalan mendekat. "Kalian berdua selalu seperti ini, terjebak dalam lingkaran masa lalu dan tak mampu melangkah ke depan."
Sonia menunduk, "Mungkin itu yang terbaik untuk kita, Al. Mungkin kita ditakdirkan untuk selalu memiliki perasaan ini, tapi tak pernah bersatu."
Alfin menggenggam tangan Sonia erat-erat, "Mungkin kau benar, Son. Mungkin ini jalan kita. Tapi ingatlah, di suatu tempat di dalam hatiku, akan selalu ada ruang untukmu."
Mereka berdua berdiri, meninggalkan kafe tanpa berpegangan tangan. Langkah mereka berjalan ke arah yang berbeda, tapi pandangan mata mereka tetap tertuju satu sama lain, menangkap siluet cinta yang tak terucap.
Seiring waktu berlalu, Alfin dan Sonia tetap menjalani hidup mereka masing-masing. Mereka bertemu dalam acara-acara reuni atau kumpul-kumpul teman, tetapi selalu ada jarak antara mereka. Mereka adalah dua hati yang selalu merasakan kehadiran satu sama lain, tetapi tak pernah mampu bersatu. Sebuah misteri cinta yang aneh.