Mohon tunggu...
Syahiduz Zaman
Syahiduz Zaman Mohon Tunggu... Dosen - UIN Maulana Malik Ibrahim Malang

Penyuka permainan bahasa, logika dan berpikir lateral, seorang dosen dan peneliti, pemerhati masalah-masalah pendidikan, juga pengamat politik.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Siluet Cinta Sonia yang Terpendam

8 September 2023   22:24 Diperbarui: 9 September 2023   13:49 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Oleh Rochelimit - Karya sendiri, CC BY-SA 3.0, https://commons.wikimedia.org/w/index.php?curid=30482962

KA Sembrani melaju sangat kencang, 100 km/jam lebih. Beda dengan KA Brawijaya.

Aku coba menulis cerita di tengah goyangan KA Sembrani. Goyangan sangat terasa, aku di gerbong 1 setelah loko dan gerbong kelas Luxury. KA Brawijaya hanya boleh melaju di 90  km/jam.

Lepas dari stasiun Cirebon, cerita sudah selesai. Silakan dibaca.

----

SILUET CINTA SONIA YANG TERPENDAM

Episode 1: Jejak Langkah Sonia

Sonia, gadis cantik berparas ayu, adalah mahasiswi Teknik Informatika di UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Angkatan 2006, Sonia selalu menjadi perhatian banyak mahasiswa, termasuk Alfin, teman seangkatannya. Namun, Sonia memiliki hati yang tertuju pada Hendra, mahasiswa jurusan Pendidikan Agama Islam.

"Kenapa kamu tidak memberikan kesempatan pada Alfin?" tanya Putri, teman sejurusannya, suatu hari di kantin kampus. "Dia baik dan selalu ada untukmu."

Sonia menyesap kopinya, "Aku tahu Putri, tapi hatiku... hatiku tertuju pada Hendra."

Putri menghela napas. "Jangan sampai kamu menyesal nanti, Son."

Namun, takdir memainkan perannya. Suatu hari, ayah Sonia datang ke kampus dengan berita yang membuat Sonia terkejut. "Kamu akan menikah dengan Bayu," ujarnya. Bayu, lulusan S2 Teknik Mesin ITS Surabaya, adalah anak dari teman SMA ayah Sonia. Sonia tergagap, namun patuhnya dia pada orangtuanya membuatnya tak bisa menolak.

Pernikahan mereka berlangsung dengan cepat, namun kebahagiaan itu tak bertahan lama. Tiga bulan kemudian, Sonia melarikan diri, pernikahannya dengan Bayu berantakan. Sonia bersembunyi di Jombang, di rumah Putri.

Putri terkejut saat melihat Sonia di depan pintunya, "Son? Apa yang terjadi?"

Sonia menangis, "Aku tidak bisa lagi, Put. Aku tak bisa bersama Bayu. Aku masih mencintai Hendra."

Putri menghela napas, "Kau harus bicara dengan orangtuamu, Son."

Namun, sebelum Sonia sempat berbicara, orangtuanya telah menemukannya dan memaksanya untuk kembali. Bayu, yang sebenarnya baik hati, memutuskan untuk mengakhiri pernikahan mereka. "Mungkin ini yang terbaik untuk kita," ujarnya dengan mata berkaca-kaca.

Sonia kembali berhubungan dengan Hendra, namun takdir kembali memisahkan mereka. Hendra, tanpa sepengetahuan Sonia, telah menikah dengan teman sejurusan.

Sonia terpukul, "Kenapa semuanya berjalan tidak seperti yang kuharapkan?" gumamnya suatu malam.

Dalam keadaan terluka, Sonia bertemu dengan Alfin. Alfin yang selalu ada untuknya, kini menjadi sumber kekuatan Sonia.

Putri menyarankan, "Mungkin saatnya kau melihat Alfin dari sudut pandang yang berbeda, Son."

Namun, ego Sonia terlalu besar. Meski dia merasa ada rasa khusus untuk Alfin, dia tak mampu mengungkapkannya.

***

Episode 2: Misteri Hati yang Tak Terungkap

Pertemuan di kafe itu berlangsung lama, mengulik perasaan yang selama ini terpendam. Mata Alfin dan Sonia sering bertemu, tetapi ada jarak yang tidak bisa ditembus, sebuah tembok besar bernama masa lalu dan ego.

"Kau tahu, Son," ucap Alfin dengan nada bergetar, "Meskipun aku selalu berharap kita bisa bersama, aku mengerti jika kita mungkin tak pernah bisa bersatu."

Sonia menatapnya dalam-dalam, air mata perlahan mengalir, "Maafkan aku, Alfin. Aku ingin bersamamu, tapi ada bagian dari diriku yang begitu takut. Takut akan masa lalu, takut akan penolakan, dan takut akan apa yang orang lain pikirkan."

Alfin menghela napas panjang, "Kadang-kadang kita terlalu fokus pada hal-hal yang pernah terjadi sehingga kita lupa untuk melihat apa yang mungkin terjadi."

Putri, yang melihat dari kejauhan, berjalan mendekat. "Kalian berdua selalu seperti ini, terjebak dalam lingkaran masa lalu dan tak mampu melangkah ke depan."

Sonia menunduk, "Mungkin itu yang terbaik untuk kita, Al. Mungkin kita ditakdirkan untuk selalu memiliki perasaan ini, tapi tak pernah bersatu."

Alfin menggenggam tangan Sonia erat-erat, "Mungkin kau benar, Son. Mungkin ini jalan kita. Tapi ingatlah, di suatu tempat di dalam hatiku, akan selalu ada ruang untukmu."

Mereka berdua berdiri, meninggalkan kafe tanpa berpegangan tangan. Langkah mereka berjalan ke arah yang berbeda, tapi pandangan mata mereka tetap tertuju satu sama lain, menangkap siluet cinta yang tak terucap.

Seiring waktu berlalu, Alfin dan Sonia tetap menjalani hidup mereka masing-masing. Mereka bertemu dalam acara-acara reuni atau kumpul-kumpul teman, tetapi selalu ada jarak antara mereka. Mereka adalah dua hati yang selalu merasakan kehadiran satu sama lain, tetapi tak pernah mampu bersatu. Sebuah misteri cinta yang aneh.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun