Mohon tunggu...
Harif HIdayatSyah
Harif HIdayatSyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Tidak ada kebohongan yang bisa bertahan lama

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pengabdian PCIM Sudan, Sebelum dan Setelah Evakuasi Perang

19 Juni 2024   14:41 Diperbarui: 19 Juni 2024   14:46 330
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
poto bersama PCIM Sudan setelah salat ied/dokpri

Meskipun menghadapi ancaman dan kesulitan, PCIM Sudan terus mencari cara untuk tetap memberikan bantuan. Salah satu contoh ketangguhan PCIM Sudan terlihat dari upaya mereka dalam mendistribusikan bantuan kemanusiaan. 

Dengan kondisi jalan yang rusak dan ancaman serangan, mereka tetap berusaha mengirimkan makanan, obat-obatan, dan kebutuhan dasar lainnya kepada mereka yang membutuhkan. Bahkan di saat kesulitan pun, PCIM juga ikut andil dalam mencari bis untuk evakuasi yang bekerja sama dengan pihak KBRI Khartoum dan Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Sudan.

"Banyak orang yang kelaparan karena kelangkaan pasokan bahan pokok. Kami tidak bisa tinggal diam. Dengan bantuan donatur dan kerjasama dengan organisasi lain, kami mencoba untuk memberikan yang terbaik," kata beni

Untuk terus menjalankan misi kemanusian mereka di tengah perang, PCIM Sudan mengadopsi berbagai inovasi. Mereka memanfaatkan teknologi untuk tetap berkomunikasi dan koordinasi. Selain itu, mereka mengadakan pengalangan dana untuk mengantisipasi kelangkaan makanan dan bahan pokok dalam  situasi darurat dan memberikan bantuan medis dasar.

"Kami belajar banyak hal baru. Kondisi memaksa kami untuk menjadi lebih kreatif dan inovatif dalam menyelesaikan masalah," ujar Rif'an.

PCIM Sudan menunjukkan bahwa semangat gotong royong dan kepedulian tidak mengenal batasan. Kerja keras dan dedikasi mereka menjadi contoh nyata bahwa dengan tekad yang kuat, kita bisa menghadapi dan mengatasi tantangan sebesar apa pun. Kepedulian sasama dan masa pengabdian kepada Masyarakat sudan dan sesama mahasiswa Indonesia di sudan.

Setibanya di Indonesia, PCIM masih harus memperjuangkan kelanjutan dari Pendidikan mahaisiswa yang telah di evakuasi melihat tidak ada kepastian dari pihak universitas pada saat itu. 

Hingga saat ini, mahasiswa korban perang sudan yang di bawah naungan Muhammadiyah sudah bisa melanjutkan ke perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM). Sempat ada ketidakada kepastian perihal kelanjutan studi yang berujung penantian Panjang, hingga akhirnya PCIM mengupayakan untuk bisa melanjutkan studi lanjutan.

Setelah  satu tahun perang sudan pecah di Khartoum, hingga saat ini perang masih terus berlanjut. Namun, Ketangguhan PCIM Sudan di tengah perang adalah bukti nyata dari semangat gotong royong dan kepedulian. 

Melalui program-program sosial, pendidikan, dan ekonomi, mereka membantu masyarakat Sudan bangkit dari keterpurukan. Ketangguhan dan semangat yang ditunjukkan oleh PCIM Sudan menjadi inspirasi bagi banyak orang, dan PCIM di belahan negara lainnya, membuktikan bahwa di tengah kesulitan, selalu ada harapan untuk masa depan yang lebih

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun