PANCASILA SEBAGAI SUATU SISTEM FILSAFAT
Â
- Pengertian Pancasila sebagai suatu sistem
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Yang dimaksud dengan sistem adalah suatu kesatuan bagian -- bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk suatu tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh sistem lazimnya memiliki ciri - ciri sebagai berikut :
- Suatu kesatuan bagian-bagian
- Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri
- Saling berhubungan, saling ketergantungan
- Kesemuanya dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan Bersama (tujuan sistem)
- Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shore dan Voich, 1974:22)
Pancasila yang terdiri atas bagian-bagian yaitu sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu asas sendiri, fungsi sendiri- sendiri tujuan tertentu, yaitu suatu masyarakat yang adil dan Makmur berdasarkan Pancasila.
Isi sila-sila Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan. Dasar filsafat negara Indonesia terdiri atas lima sila yang masing-masing merupakan suatu asas peradaban. Namun demikian, sila-sila Pancasila itu Bersama-sama merupakan suatu kesatuan keutuhan, setiap sila merupakan suatu unsur (bagian yang  mutlak) dari kesatuan Pancasila. Maka dasar filsafat negara Pancasila adalah merupakan suatu kesatuan yang bersifat majemuk tunggal (majemuk artinya jamak) (tunggal artinya satu). Konsekuensinya setiap sila tidak dapat berdiri sendiri terpisah dari sila yang lainnya.
Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan organik. Antara sila-sila Pancasila itu saling berkaitan, saling berhubungan bahkan saling mengkualifikasi. Sila yang satu senantiasa diskualifikasi oleh sila -sila lainnya.
Secara demikian ini maka Pancasila pada hakikatnya merupakan sistem dlaam pengertian bahwa bagian-bagian, sila-silanya saling berhubunga secara erat sehingga membentuk suatu sruktur yang dari pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia dalam hubungan dengan Tuhan yang Maha Esa, dengan dirinya sendiri, dengan sesame manusia, dengan masyarakat bangsa berpikir bangsa Indonesia . Dengan demikian Pancasila merupakan suatu sistem dalam pengertian kefilsatan sebagaimana sistem filsafat lainnya anatara lain Materliasisme, idealism, rasionalisme, liberalism, sosialisme dan sebagainya.
Kenyataan Pancasila yang demikian itu disebut kenyataan objektif, yaitu bahwa kenyataan itu ada Pancasila sendiri terlepas dari sesuatu yang lain atau terlepas dari pengetahuan orang. Kenyataan objektif yang ada dan terlekat pada Pancasila, sehingga Pancasila sebagai suatu sistem filsafat bersifat khas dan berbeda dengan sistem -- sistem filsafat lainnya misalnya liberialisme, materialism, komunisme dan aliran filsafat yang lainnya. Hal ini secara ilmiah disebut ciri khas secara objektif (Notonaagoro, 1975:14). Misalnya kita mengamati jenis -- jenis logam tertentu, emas, perak, tembaga, dan alirnya.Â
Kesemua jenis logam  tersebut memiliki ciri khas tersendiri, antara lain meliputi berat jenis, warna, sifat molekulnya dan lain sebagainya, yang kesemuanya itu meruapakan suatu sifat objektif yang dimiliki oleh logam -- logam tertentu sehingga disebut emas, perak, maupun tembaga. Jadi ciri khas yang dimiliki oleh sesuatu itu akan menunjukkan jati diri, atau sifat yang khas dan khusus yang tidak dimiliki oleh lainnya.
B. Kesatuan Sila-Sila Pancasila
Susunan Pancasila adalah hirarki dan mempunyai bentuk piramidal. PEngertian matematika piramidal digunakan untuk menggambarkan hubungan hirarki sila-sila dari Pancasila dalam urutan luas (kwantitas) dan juga dalam hal sifat-sifatnya (kwalitas). Kalau dilihat dari intinya, urut- urutan lima sila menunjukkan suatu rangkaian tingkat dalam luasnya dan isi sifatnya, merupakan pengkhususan dari sila-sila yang dimukanya. Jika urut -urutan lima sila dianggap mempunyai maksud demikian, maka di antara lima sila ada hubungan yang mengikat yang satu kepada yang lain sehingga Pancasila merupakan suatu kesatuan keseluruhan yang bulat.Â