Mohon tunggu...
Syafrul Bandi
Syafrul Bandi Mohon Tunggu... Administrasi - swasta

satu langkah dulu.. bandisyafrul@yahoo.co.id syafrulbandi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Dengan Keyakinan Hadapi Masalah Keuangan Akibat Pandemi

1 Mei 2020   15:25 Diperbarui: 1 Mei 2020   15:40 91
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saat sinar matahari mulai redup berganti malam, hidangan sudah menanti.Air mineral segar, butiran kurma, kolak pisang, nasi hangat, sayur bayam, goreng tahu-tempe, buah pepaya menggoda untuk segera menghilangkan lapar dan dahaga. Hidangan itu menyatu rasa saat berbuka puasa tiba, ditengah pandemi virus Coruna ( Covid -19 ) yang masih melanda.

Nyaris tidak ada yang tidak terdampak oleh Coruna pada kehidupan manusia.Tahun 2020 dipastikan menjadi tahun sulit selama pandemi ini belum berakhir. Pandemi Covid – 19 telah banyak memakan korban, ekonomi pun goyah menimbulkan masalah berat pada sektor keuangan.Diperkirakan wabah itu di Indonesia berlangsung hingga berbulan-bulan kedepan sampai ditemukannya vaksin.

Usaha untuk menghentikan pandemi diberlakukan langkah-langkah strategis, seperti dengan pembatasan sosial berskala besar ( PSBB ), namun kemungkinan belum bisa menjamin menghentikan pandemi Covid – 19 dalam waktu cepat. Langkah pembatasan ini harus dilakukan hati-hati dan cermat, sangat mengandung resiko, menimbulkan dampak negatif sosial – ekonomi banyak orang.

Yang sudah terjadi pemotongan gaji, merumahkan karyawan, terpaksa dilakukan untuk mengatasi agar keuangan perusahan tetap terjaga sampai kedaan pulih kembali.Langkah yang dilakukan itu berimbas memburuknya keuangan setiap orang.Buntutnya pengeluaran bisa jadi bengkak, mulai dari biaya makanan, listrik, dan biaya kebutuhan lainnya. Dan seketika itu pula menggores rasa, jadi cemas, khawatir, dan takut.

Bagaimana kebutuhan bisa tercukupkan bila pendapatan berkurang atau benar-benar mandeg ?

ATASI COVID DULU BERSAMA-SAMA

Jika wabah Covid – 19 ini segera dapat diatasi, maka persoalan krisis keuangan akan lebih rendah, namun sebaliknya bila penanganan pandemi lambat, ekonomi pun melambat, kondisi keuangan jadi mumet.Masalah ini tidak hanya di Indonesia, Covid – 19 sudah jadi musuh bersama bagi manusia diseluruh dunia.Cepat atau tidaknya mengatasi pandemi covid – 19 tergantung dari langkah upaya yang dilakukan kita.

Karena pendemi ini sudah merupakan pandemi global, maka seluruh manusia didunia ini harus berjalan bersama.Sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa, Antonio Guterres atas nama PBB mendesak agar penemuan vaksin dipercepat. Dikutip dari Kompas ( 26/4/2020 ) Sekjen PBB Guterres mengatakan, dunia tengah menghadapi “musuh global “ yang berbeda. Menghadapinya membutuhkan kerjasama pada skala global.

Dalam pertemuan daring yang dijembatani oleh WHO beberapa waktu yang lalu di Geneva itu yang dihadiri juga oleh para wakil negara seperti Kanselir Jerman Angela Markel, Presiden Perancis Emmanuel Marcon, wakil negara Amerika Serikat dan wakil negara China tidak hadir dalam forum ini, Sekretaris Jendral Perserikatan Bangsa Antonio Guterres menegaskan meminta organisasi internasional, sektor swasta dan para pemimpin dunia untuk bergandengan tangan.

Persatuan negara-negara didunia sangat dibutuhkan, Direktur Jendral WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus menambahkan “Kita menghadapi ancaman bersama yang bisa kita kalahkan dengan pendekatan bersama ".

Namun seiring upaya hadapi pandemi bersama ditingkat dunia, ada kekhawatiran oleh munculnya ketegangan antara Amerika Serikat dan China ditengah keadaan pandemi. Ketegangan dipicu persoalan hegemoni di Laut China Selatan, kapal-kapal perang AS berlayar terus diperairan Laut China Selatan, mengabaikan larangan China disana.Laut China Selatan memang “sexy” menyimpan banyak potensi kekayaan mineral dan perikanan.

Keterkaitan dengan pandemi Presiden AS Donald Trump mendesak China untung bertanggung jawab. Donal Trump mengatakan bahwa China harus menghadapi konsekuensi kalau sebetulnya bertanggung jawab atas pandemi virus corona (Reuters).

Tentang virus itu menurut Trump, kesalahan yang tak bisa dihindari, atau dilakukan sengaja? Trump juga mempertanyakan terkait sebuah laboratorium virulogi di Wuhan. Bahwa kemungkinan laboratorium itu telah mengembangkan virus corona sebagai bagian dari upaya China untuk menunjukan kemampuannya dalam mengidentifikasi dan memerangi virus tersebut.

Amerika Serikat dan China dua negara raksasa yang mempengaruhi ekonomi dunia itu telah secara terbuka berdebat soal virus itu.Berbeda dengan Indonesia dan India yang saling mendukung, memperkuat kerjasama melawan pandemi Covid – 19, Presiden Joko Widodo dan Perdana Menteri India Narenda Modi saling bertukar pikiran tentang pandemi Covid – 19, baik dikawasan maupun dunia. Meyakini dengan kebersamaan kita bisa.

KEBERSAMAAN DIANTARA KITA

Menggalang kebersamaan terkadang harus dihadapkan rintangan, dikawasan sendiri Indonesia kebersamaan untuk melawan wabah inipun sedang diuji, pemerintah dan rakyatnya sudah seiring sejalankah ?

Pemerintah dianggap masih kurang tegas, dan rakyatnya dilihat kurang kesadaran untuk tahap aturan.Padahal ketegasan ( bukan represif ) dan taat aturan menjadi kunci keberhasilan menjalankan langkah-langkah strategis mengatasi pandemi.Ambil kasus ajakan #dirumah saja ( stay at home ) PSBB, tidak mudik, kita melihat masih banyak warga yang tidak taat aturan.

Mari semakin tumbuhkan kesadaran bahwa pencegahan penyebaran Covid – 19 bergantung pada sejauh mana kita mampu membatasi diri untuk tidak berhubungan langsung, menjaga jarak, dan tetap tinggal dirumah. Langkah – langkah itu berkaitan dengan cara mencegah sepak terjangnya virus, Covid – 19 sebagai sumber utama wabah global, yang telah diketahui caranya saat melakukan penyebaran.Covid – 19 menyebar memanfaatkan pola kehidupan manusia saat ini (modern) yang memiliki ciri tingginya mobilitas dan kepadatan lingkungan urban.Para ahli medis menuturkan virus Corona menyebar melalui cairan dalam bentuk droplet atau percikan, seperti batuk, bersin atau saat berbicara, sehingga perlu dilakukan jaga jarak.

YAKIN DULU

Ditengah menanti kepastian ini, semua berusaha mendapat jalan keluarnya, walau tidak mudah melakukannya.Disatu sisi harus” memenjarakan” diri agar tidak terhindar oleh virus, sisi lainnya menghadapi dampak buruk wabah pada ekonomi dan finansial. Menjalaninya ibarat masuk dalam medan pertempuran karena ada pihak yang harus dilawan.Taruhannya menang atau kalah, bahkan hidup atau mati.

Kalau sudah urusannya bertempur begini, harus pakai strategi, sebelum bertempur mempelajari musuh dulu, kemudian mengukur seberapa kekuatan yang kita miliki, dan seberapa yakin.

Teringat sepenggal kisah sosok petarung sejati petinju legendaris Amerika, Mohammad Ali yang pernah saya baca dari buku Dr.Ibrahim Elfiky penulis terapi berfikir postif, bahwa Mohammad Ali selalu mengulang-ngulang pernyataannya, “Saya petinju terhebat, saya petinju terhebat !" 

Ucapan itu bukanlah omong kosong, melainkan gambaran keyakinan yang kuat.Berkat keyakinan yang besar terhadap kemampuan dirinya, Ali berhasil meraih meraih prestasi sebagai petinju terbesar pada masanya.

Masih kisah dari sosok yang sama, Mohammad Ali ketika dalam sebuah wawancara ditanya tentang apa yang membuatnya menjadi pahlawan besar dalam dunia tinju, ia jawab, “Untuk menjadi pahlawan, pertama kali anda harus percaya dan yakin bahwa andalah yang terbaik, meski kenyataannya anda bukanlah yang terbaik, bersikaplah seakan-akan anda yang terbaik.” 

Ali ingin mengajak kita memahami pentingnya memiliki keyakinan yang kuat terhadap diri sendiri sehingga kita dapat meraih tujuan.Tentu masih banyak kisah lain yang menginspirasi mewujudkan mimpi dengan keyakinan diri.

JANGAN TUNGU – TUNGGU 

gambar alinea.id
gambar alinea.id
Implementasinya, sekarang apa yang harus dilakukan ? masalah yang dialami saya barangkali tidak jauh berbeda dengan saudara-saudara sebangsa yang tergolong ekonomi biasa-biasa saja.Ketika dihadapkan situasi seperti ini membuat rasa cemas, khawatir, takut roda ekonomi terhenti.Kalau tidak bekerja tidak makan.

Terlepas anda termasuk yang sedang mengap-mengap, atau yang masih bisa menarik nafas karena masih bisa mendapat penghasilan atau memiliki dana simpanan.Tetap harus diupayakan langkah menjaga stabilitas keuangan.Kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi kedepan, konteksnya dengan Covid – 19 kapan akan berakhir, masih belum pasti.

Ketidakpastian bisa membuat pikiran kosong, jangan dibiarkan diisi oleh pikiran lemah, ragu-ragu, tidak yakin dan menyesatkan lainnya.Semoga stabilitas keuangan dapat terjaga dengan melakukan beberapa hal :

  • Memanfaatkan seoptimal mungkin masa pemberlakuan langkah-langkah strategis dalam rangka menghentikan wabah ini oleh pemerintah.
  • Mengapresiasi tenaga kesehatan yang tak mengenal lelah berjibaku digaris depan dengan taruhan nyawa untuk menyelematkan nyawa korban yang terinfesksi.
  • Bagi yang mampu mari ulurkan tangan untuk penggalangan bantuan berupa dana atau kebutuhan pokok harian.Dengan hanya atas dasar ketulusan hati yang paling dalam saja bersolidaritas pada sesama untuk mengatasi wabah, tidak diembel-embeli hal lain, ikhlas melakukan gerakan sosial.
  • Telaah terlebih dahulu berbagai informasi untuk menangkal kesimpangsiuran informasi bisa jadi itu hoaks.Jangan terjebak diksi yang menggelitik dan meyakinkan.

Dan hal penting lainnya,

  • Menyusun Anggaran, atau menata ulang, memetakan kembali sumber mana yang harus ditekan atau dihemat dengan cermat.
  • Tetap bekerja dengan giat, jika yang tidak kehilangan pekerjaan persoalannya tidaklah terlalu rumit, nah yang dirumah saja ( dirumahkan ) harus tergerak, melesat mencari atau menciptakan peluang baru untuk mendapatkan penghasilan.
  • Bulatkan tekad, memperbaiki masalah finansial tidak akan berhasil bila tidak ada komitmen.
  • Menerima kenyataan, bahwa selain kesulitan ada kemudahan
  • Doa, manusia hanya berdaya upaya, panjatkan doa selalu pada sang Pencipta, memohon segera terbebas dari ancaman Corona…

Dengan melakukan yang bermakna dan membuat diri kita berharga semoga menemukan hal-hal yang baik dari kondisi yang kita jalani saat ini.Temukan titik pencapaian yang membuat kita seimbang dalam menghadapi goyahnya ekonomi, berdampak pada sektor keuangan akibat pandemi. Dan setidaknya dengan kejadian saat ini kita mendapatkan pembelajaran baru. Kita coba ikhlas menerima kenyataan, Corona sudah memaksa manusia mengubah sikap dalam kehidupan nyata, petik sikap, kita bisa tumbuh diatas derita. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun