Mohon tunggu...
Syafrul Bandi
Syafrul Bandi Mohon Tunggu... Administrasi - swasta

satu langkah dulu.. bandisyafrul@yahoo.co.id syafrulbandi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Menanam di Bawah Langit yang Sama

21 Mei 2019   11:25 Diperbarui: 21 Mei 2019   11:32 129
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
@picutre - alliance Svecian

Perkembangan teknologi menjadi pilihan dalam mengatasi situasi dan kondisi yang berubah, teknologi diterapkan untuk solusi menghadapi masalah yang timbul. Sehingga pada sektor pertanianpun pengelolaan dengan teknologi dapat membantu mengatasi kebutuhan penduduknya yang terus berkembang, dan dapat mendorong ekonomi untuk lebih maju.

Di era modern saat ini penerapan teknologi membuktikan dapat merubah kondisi setiap bidang, hasilnya seperti sektor ekonomi, pendidikan, bisnis, sosial, politik dan lain-lain dapat berevolusi. Dengan peralatan serba otomatis yang dapat terintergrasi dengan jaringan internet manfaat yang yang diperoleh lebih efisien, cepat dan hasil nya lebih melimpah.

Bila melihat potensi besar alam yang kita miliki nampak masih tidak sebanding dengan hasil yang telah diperoleh. Masih ada persoalan klasik yang menghambat perkembangan pertanian, lahan yang semakin sempit, kurangnya kemampuan para pengolah pertanian seperti petani untuk berinovasi.

Miris bila menoleh beberapa negara yang dikatagorikan sebagai negara yang maju dalam bidang pertanian, ternyata mereka tidak memiliki lahan yang seluas negara kita, tanahnya pun tak sesubur yang dimiliki kita. 

Yang lebih miris lagi ketika wilayah kita yang luas dan subur ini harus beralih tangan ke pihak luar. Sejarah telah mencatat bahwa kita pernah mengalami masa suram ketika tanah yang luas dan subur yang kita miliki dirampok menjadi korban kolonialisme di abad 19 yang lalu.

Beberapa abad yang lalu negara dari benua Eropa, seperti Portugis, Belanda melakukan penguasaan pada Nusantara. Berabad-abad mereka menikmati hasil dari kesuburan tanah nusantara. Ketika Belanda menguasai negeri kita, dengan menerapkan sistem hukum agraria kolonial muncul hak-hak bagi mereka untuk menguasai, menggunakan tanah untuk berbisnis. 

Bagi pihak kolonial cara ini sangat menguntungkan pihak mereka. Akibatnya rakyat dan petani Indonesia mengalami masa suram nan kelam. Mengalami penindasan, kesengsaraan, kemisikinan dan keterbelakangan.

Gejolak pun terjadi hingga timbul perlawanan, dalam sejarah disebutkan perlawanan dengan bentuk pemberontakan oleh pihak pribumi karena ingin mengembalikan hak-hak mereka. Sistem yang dilakukan oleh penjajah kala itu membawa persoalan besar terhadap kaum pribumi yang daerahnya telah ditaklukan. 

Sistem pajak tanah era Raffles, kemudian era tanam paksa Gubernur Jendral Johannes Van Den Bosch malah memuculkan semangat perlawanan dengan melakukan pemberontakan, seperti pemberontakan di tanah jawa yang kita kenal dengan perang Diponegoro dimasa Raffles.

Aksi para kolonial dari barat ( Eropa ) yang datang kewilayah timur dilatar belakangi situasi di negaranya karena mengalami kesulitan, pada saat itu negara-negara barat memasuki masa-masa kelam dibidang ekonomi. 

Munculah gagasan agar keluar dari kesulitan yaitu Kolonialisme, menguasai atau menjajah wilayah diluar negaranya. Sampai-sampai Kolonialisme pun sempat mengalami masa kejayaan hasilnya dapat memakmurkan negara penjajah. Belanda dizaman kolonialisme nya di Indonesia telah membuat memakmurkan dan menyejahterakan Belanda.

Sistem kolonialisme hanya menimbulkan ketidak adilan, kesengsaraan, keterbelakangan di tanah air. Seiring waktu kemudian di Indonesia dilahirkanlah undang-undang yang menentang hukum kekejaman agrarian kolonial. 

Undang-undung ini bermakna untuk mewujudkan bahwa bumi dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai negara dan digunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat. Dengan tujuan untuk mewujudkan kemakmuran, keadilan, kebahagiaan rakyat Indonesia terutama rakyat petani.

Penerapan Teknologi

Lihatlah begitu elok dan kayanya negeri ini, Tuhan telah memberikan anugerah yang terindah untuk kita, negeri ini telah dikaruniai iklim tropis dengan tanah yang subur. Hampir semua tumbuhan di tanah Indonesia bisa tumbuh. 

Tanah di Indonesia menjadi tempat yang sangat tepat untuk pertanian. Tidakkah kita meyadari bila kembali menengok sejarah "hitam" masa lalu, hanya karena kesuburan tanah kita negara nun jauh disana yang terletak ribuan kilometer dari Indonesia "bela-belain" dan "matia-matian" menguasai negeri ini hanya karena kesuburan tanah Indonesia.

Berbeda dengan berabad-abad yang lalu cara kolonialisme dengan mencaplok wilayah orang lain merupakan jalan keluar menghadapi masa sulit. Disaat ini beberapa negara yang memiliki lahan kecil dan tidak terlalu subur dapat melakukan pengolahan serta menjalankan sistem pertanian yang baik, dengan menerapkan teknologi maju. Kuncinya adalah saat melihat keterbatasan bukanlah hambatan, teknologi menjadi solusi.

Bandingkan dengan Indonesia tanahnya yang luas dan subur, apa jadinya bila dipadukan dengan penerapan teknologi maju pada pertaniannya? Sebagai contoh negara yang yang tidak terlalu luas wilayahnya dibanding Indonesia, Jepang dengan menerapakan teknologi pada sektor pertaniannya termasuk negara yang memiliki pertanian yang terbaik. 

Jepang selain menerapkan teknologi canggih untuk sistem pertaniannya yang lebih modern, didorong pula dengan kesadaran masyarakatnya melakukan cara yang sangat kreatif dalam pengolahan untuk dijadikan lahan pertanian.

Di Jepang menanam dapat dilakukan ditempat-tempat yang barangkali masih sangat jarang dilakukan dinegara kita, seperti diruang bawah tanah, pinggiran jalan, pekarangan rumah. 

Pengembangan teknologipun terus dilakukan seperti alat pertanian dengan teknologi terbarukan, dibuatlah mesin-mesin pertanian yang canggih, seperti traktor tanpa awak, mesin tanam, mesin untuk memanen.

Traktor modern di Jepang - Sumber gambar: 4muda.com
Traktor modern di Jepang - Sumber gambar: 4muda.com

Yang menarik lagi di Belanda persoalan wilayah sang sempit dan iklim yang dingin bukan lagi menjadi hambatan untuk mengolah sektor pertanian. Malah Belanda merupakan negara yang termasuk maju didunia dalam sektor pertanian. Belanda menjadi salah satu negara peringkat atas untuk negara pengekspor produk pertanian terbesar didunia. Produk andalan pertaniannya benih dan bunga.

Majunya pertanian Belanda pada teknologi dan riset. Jepang dan Belanda memiliki wilayah tak terlalu luas dan iklim kurang mendukung, nyatanya menjadi unggul dibanding negara kita yang luasnya hampir se Eropa dan memiliki iklim yang mendukung untuk pertanian.

@picutre - alliance Svecian
@picutre - alliance Svecian

Tidak berarti sektor pertanian di Indonesia mengesampingkan penerapan teknologi atau konsep pertanian yang bertujuan mengoptimalkan hasilnya. Pemerintah pun sudah mencanangkan untuk tingkatkan penggunaan teknologi pertanian.

Dikutip dari VOA dalam Konferensi Regional mengenai Penguatan Keamanan Pangan di Asia Tenggara di Jakarta pada bulan April 2019 yang lalu, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan penggunaan teknologi muktakhir, termasuk teknologi informasi dibidang pertanian sangatlah penting. 

Pun dengan Presiden RI Jokowi dalam satu kegiatan pertemuan dengan para petani, pengusaha hasil pertanian, mengatakan penggunaan teknologi dalam bidang pertanian dewasa ini merupakan kewajiban. Untuk mengatasi masalah dibidang pertanian, salah satunya terkait proses pengeringan padi yang masih menggunakan cara tradisional.

Namun nyatanya penerapan teknologi pertanian masih tersendat, belum optimal dapat dilakukan oleh seluruh petani di Indonesia. Ada beberapa faktor menjadi penyebab sehingga petani masih menggunakan cara-cara tradisional. 

Minimnya pengetahuan tentang perkembangan pengolahan pertanian sehingga petani tidak melakukan inovasi.Tidak memiliki banyak biaya untuk beralih pada teknologi baru dengan memiliki peralatan yang lebih canggih.

Bermimpi untuk menjadi negara yang sangat maju dalam pertanian sah-sah saja, menurut saya sesuatu yang sangat mungkin untuk diwujudkan. Harapannya pada pemerintah untuk memberikan penyuluhan tidak hanya untuk menjangkau seluruh petani di tanah air sampai kepelosok-pelosok dan tidak hanya memberikan bantuan berupa peralatan saja, namun diberikan juga metoda yang tepat yang dapat menggerakan gairah petani untuk kreatif, inovatif. 

Membangkitkan minat pertanian pada generasi muda. Dan regulasi pihak swasta agar dapat terilibat lebih luas untuk meningkatkan sektor pertanian.

Kemudian yang bisa pemerintah dan petani negeri ini lakukan  adalah berusaha terus untuk mencapai hasil terbaik. Kita telah mendapat "pelajaran terbaik" ketika pernah mengalami masa suram dijajah, kekayaan alam kita dirampas selama berabad-abad lamanya. Dan telah tertinggalnya pertanian kita oleh negara lain, jangan patah semangat, bangun dan bangkit.

Kita harus terus berlari, kita harus keluar dari "comfort zone " tongkat dan kayu batu jadi tanaman yang bermakna tanah Indonesia sangatlah subur ditanam apapun jadi namun hanya membuat kita malas dan terlena. Jika terus mampu berlari alampun akan merespon. Pertanian adalah kehidupan. Semakin berat tantangan semakin manis hasilnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun