Mohon tunggu...
Syafrul Bandi
Syafrul Bandi Mohon Tunggu... Administrasi - swasta

satu langkah dulu.. bandisyafrul@yahoo.co.id syafrulbandi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Sedia Payung Sebelum Hujan, Berjaga-jaga Sebelum Bencana Tiba

17 September 2016   15:11 Diperbarui: 17 September 2016   16:05 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepanikan warga di Aceh saat gempa bumi/tribunnews.com

Gempa bumipun pernah saya alami, walau letak pusat gempa amatlah jauh, geterannya cukup membuat ketakutan. Gempa bumi tersebut terjadi akibat tumbukan lempeng Indo-Australia terhadap lempeng Eurasia. Di Jawa Barat tercatat pernah mengalami bencana gempa cukup besar. Tahun 2009 atau yang lebih dikenal sebagai Gempa Bumi Tasikmalaya yang berkekuatan 7,3 pada Skala Richter Gempa yang mengguncang dilaporkan juga dirasakan hingga ke pulauBali. Kemudian 6 April 2016. Gempa bumi di Garut, Jawa Barat, berkekuatan 6,1 skala Richter.

Gunung api Tangkuban Perahu terlihat dari Kota Bandung
Gunung api Tangkuban Perahu terlihat dari Kota Bandung
Dampak Yang Diharapkan

Memiliki kondisi yang serupa bagi Jawa Barat dengan Provinsi Banten, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, posisinya yang berada di jalur “cincin api” atau Ring of Fire membuatnya rentan bencana gempa bumi dan gunung meletus. Berarti bencana bakal terus membayangi pulau Jawa. Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) bahkan mencatat, bencana di Indonesia memang terkonsentrasi di pulau Jawa. Rata-rata dari 2002 hingga sekarang, lebih 50 persen kejadian bencana terjadi di Jawa. Pada 2011, dari 2.066 kejadian bencana, sekitar 827 bencana (40%) terjadi diJawa.Diproyeksikan tren bencana dan dampaknya di masa mendatang makin besar.

Pada prinsipnya bencana adalah gabungan baik dari gempa, banjir, longsor, dan sebagainya. Jika melihat kondisi di pulau Jawa yang makin padat penduduk dan pemukiman, serta rusak lingkungan, tentu saja menjadi tantangan untuk pembangunan karena bencana dapat menjadi faktor penghambat pembangunan. Bencana memiliki dampak suatu wilayah yang terkena bencana mengalami kemunduran ekonomi.

Melihat kondisi seperti itu BNPB telah menyiarkan sandiwara radionya sebagian besar dibeberapa radio di pulau Jawa. Sandiwara radio ini diharapkan dapat mencapai atau diterima khalayak utamanya disekitar rawan bencana.Meminta semua pihak meningkatkan kewaspadaan menghadapi bahaya bencana melalui pesan yang disampaikan tidak hanya melalui alur cerita dalam sandiwaranya saja, saat sandiwara radio ini berlangsung BNPB menyisipkan pula pesan berupa Iklan Layanan Masyarakat mengenai potensi bencana alam yang harus diwaspadai. Serta mengajak kita untuk arif pada lingkungan.

Jadi setelah hadir diruang dengar kita sandiwara radio ini bukan hanya sajian sandiwara radio hanya untuk meninabobokan atau membawa kealam khayal yang jauh dari realita tetapi membawa isi penyampaian mission yang baik pula. Walau konsumsi media di kota-kota baik di Jawa maupun Luar Jawa menunjukkan bahwa Televisi masih menjadi medium utama yang dikonsumsi masyarakat Indonesia (95%), disusul oleh Internet (33%), Radio (20%),Suratkabar (12%), Tabloid (6%) dan Majalah (5%). Radio masih memiliki basis pendengar yang signifikan didaerah luar perkotaan terutama yang berada sepeti pedesaan didaerah rawan bencana.Dengan ke khasannya radio tidak sekedar mampu menghadirkan imajinasi pendengar, tapi bisa “menjual” satu pemikiran dengan sejuta rasa yang akan mampu menggerakan si pendengar. Karena radio sebagai bagian media penting sekaligus menjadi kekuatan bagi pendidikan serta pencerahan masyarakat dan perubahan perilaku.

Usulan saya selain sandiwara radio, untuk program sosialisasi dan edukasi seperti yang pernah saya dengar dapat diantarkan juga dengan format yang berbeda, seperti majalah udara, feature, dalam pilihan lagu atau tangga-tangga lagu ( chart ), Iklan Layanan Masyarakat pun bisa ditambahkan dengan versi yang berbeda dalam bentuk testimony ( kisah nyata ) dari masyarakat, pakar.Game atau Kuis Radio yang lebih menarik, cerita parodi atau iklan parodi.Semua itu dapat memberikan peluang besar dalam perolehan pendengar. Sehingga meningkatkan jumlah target sasaran atau khalayak pendengar. Dan rasanya kita akan sepakat bila edukasi bencana melalui radio ini, dapat didengar juga oleh seluruh masyarakat di Indonesia, dengan lebih banyak Radio yang menyiarkannya di seluruh tanah air.

Media sangat berharga dan berperan dalam kegiatan kampanye membangun kepedulian masyarakat, lewat radio sebagai media dapat digunakan secara efektif, menjadi kawan akrab bagi orang yang mempunyai kesibukan yang seringkali hanya menyisakan telinga atau pendengarannya saja untuk menerima informasi. BNPB, Badan Nasional Penanggulangan Bencana, melalui media radio siaran dengan bentuk sandiwara radio mengajak bergerak untuk siaga terhadap bencana . Agar bangsa ini yang telah memiliki goresan tinta emas dalam prestasi penanggulangan bencana, juga sebagai bangsa yang masyarakatnya memiliki pengetahuan yang dapat menjadi sikap, perilaku dan budaya kehidupannya dengan mitigasi bencana.Sedia payung sebelum hujan, berjaga-jaga sebelum bencana tiba.

Twitter: @syafrul_bandi

FB syafrulbandi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun