Mohon tunggu...
Syafrul Bandi
Syafrul Bandi Mohon Tunggu... Administrasi - swasta

satu langkah dulu.. bandisyafrul@yahoo.co.id syafrulbandi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Sedia Payung Sebelum Hujan, Berjaga-jaga Sebelum Bencana Tiba

17 September 2016   15:11 Diperbarui: 17 September 2016   16:05 733
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kepanikan warga di Aceh saat gempa bumi/tribunnews.com

Aksi mereka memainkan peran cinta, marah, benci, takut dan berani, tertawa dan menangis sangat mengesankan.Kita dibawa berimajinasi, menerka menjadi wujud nyata, mendengar ringkikan kuda ditengah gemuruh orang-orang prajurit bertempur, dengan teriakan –teriakan saat bertarung mengadu kekuatan.Sesekali terdengar jeritan kesakitan meregang nyawa atau tawa kemenangan menumpas lawan dalam pertempuran. Semakin terbawa hanyut dalam emosi ketika pelaku-pelaku memerankan sebagai tokoh protagonist atau antagonis, disertai musik ilustrasi yang mengaduk-ngaduk emosi dengan nada naik dan turun memainkan intesitas ketegangan.

Keberhasilan Saur Sepuh diikuti oleh sandiwara lain seperti TuturTinular, Misteri Dari Gunung Merapi,dan sebagainya. Tak hanya sandiwara berlatar kerajaan dengan genre persilatan, sandiwara dengan genre drama pun turut meramaikan indra dengar masyarakat pada masa itu. “Ibuku sayang, Ibuku Malang” karya Eddy Suhendro dan “Catatan Si Boy”adalah beberapa judul sandiwara radio dengan genre drama yang digemari khalayak pendengar radio di tanah air.

Oleh karena itu Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) sangat serius untuk menyampaikan misi penting tentang deteksi dini bencana melalui radio siaran, lantas dipilihlah sandiwara radio. Berdasarkan survey popularitas acara sandiwara radio merupakan sebuah acara yang banyak digemari dan mendapat tempat dihati masyarakat.

sandiwara-radio-asmara-ditengah-bencana-57dcf4b86d7e611d3f3d5a97.jpg
sandiwara-radio-asmara-ditengah-bencana-57dcf4b86d7e611d3f3d5a97.jpg
Asmara Ditengah Bencana

Saat ini, masa lalu itu bagi saya seperti berulang , selepas pukul 7 malam serial sandiwara radio kembali dapat saya dengarkan, saya dengar melalui frekwensi 99,6 FM di kota Bandung. Sandiwara radio yang mengangkat kisah roman sejarah berjudul Asmara di Tengah Bencana menjadi teman menjumpai para pendengarnya yang dipersembahkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana ( BNPB )

Asmara di Tengah Bencana sebuah sandiwara radio serial dengan latar belakang sejarah terjadinya bencana alam letusan Gunung Merapi pada masa pemerintahan Sultan Agung Hanyokrokusumo alias Raden Mas Rangsang.Raja ketiga kasultanan Mataram.Kisah ini diramu dengan konflik dari sifat manusia, persoalan dendam, kesetiaan dan kejujuran dan cinta.

Pada awal saya mendengarkan kisah sandiwara Asmara Ditengah Bencana ini saya sudah dibawa pada suasana dengan intesitas ketegangan yang tinggi. Melalui radio di HP, imajinasi saya menari – nari saat terbawa membayangkan suasana“ saat malam gelap, angin bertiup kencang terjadi pertarungan berdarah pasukan Mataram yang dipimpin Tumengung Jaya Lengkara dengan kawanan perampok tak bisa dihindari lagi, suara derap kuda, pedang tajam yang beradu dan teriakan manusia terdengar menjadi satu” nah selanjutnya kita akan dibawa terus semakin hanyut kedalam kisah dramatisasi yang mengaduk-ngaduk emosi. Jadi, yuk, dengarkan saja terus sampai eposide terakhir di radio tempat diputarkannya sandiwara radio ini.

Para pendukung dan pemeran sandiwara radio Asmara di Tengah Bencana ini melibatkan nama-nama terkenal di panggung sandiwara radio di tanah air. Salah satunya Ivone Rose, yang dahulu terkenal menjadi pengisi suara untuk tokoh Lasmini dalam sandiwara radio Saur Sepuh. Selain Ivone Rose, ada juga nama-nama seperti Nanang Kasila, Ajeng, Harry Laksono, Eddie Dhosa, yang sudah malang-melintang didunia sandiwara radio. Dengan penulis naskahS. Tidjab, penata suara Indra Mahendra, pembawa cerita Asdi Suhastra dan sutradara ADB Haryoko.

Sandiwara radio Asmara di Tengah Bencana yang berdurasi 30 menit mulai tayang pada 18 Agustus 2016 di 20 di stasiun radio yang tersebar di Pulau Jawa. Dipilihnya beberapa radio saja dengan pertimbangan radio tersebut memiliki basis pendengar yang cukup banyak dan tersebar diwilayah-wilayah yang menjadi target program edukasi bencana, memiliki kualitas daya siar yang memadai dan dapat ditangkap dengan kualitas suara yang baik didaerah-daerah yang menjadi target edukasi bencana.

Untuk edukasi bencana seperti ini di propinsi kami Jawa Barat, jelas sangatlah diperlukan, Jawa Barat merupakan propinsi yang termasuk salah satu propinsi dengan tingkat kerawanan bencananya cukup tinggi, bencana geologi, vulkanalogi, klimatologi, dan lingkungan. Potensi bencana di Jawa Barat dapat dilihat dari kondisi geografis, karena ada tujuh gunung berapi aktif di Jawa Barat. Diantaranya Gunung Salak, Galunggung, Gede- Pangrango, Tangkuban Perahu, Papandayan, Guntur. Gunung Ciremai. Belum lagi dengan potensi gempa dan juga banyak daerah aliran sungai ( DAS ) yang juga dapat mengancam sebagai bencana.

Letak radio yang tersebar menyiarkan sandiwara Asmara Ditengah Bencana di Jawa Barat persis berada pada titik – titik rawan bencana. Radio Gamma FM Majalengka dengan Gunung berapi Ciremai, Radio Fortuna FM Sukabumi dan Elpass FM Bogor berada di daerah rawan bencana gunung meletus gunung api yang aktif yakni Gunung Gede dan Gunung Salak. Di Bandung Thomson FM dengan Gunung api Tangkuban Perahu. Namun menyisakan suatu pertanyaan bagi saya, tidak tercantumnya radio yang berada di Garut dan Tasikmalaya untuk penyiaran sandiwara ini. Padahal jika dilihat dua daerah ini sangat rawan akan bencana alam, terdapatnya Gunung api Galunggung dan Gunung api Guntur.Sehingga masyarakat disekitarnya dapat menjadi target edukasi bencana.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun