Untuk kalangan saintis, gerhana matahari tidak lebih dari sekadar fenomena alam biasa. Peristiwa langka gerhana matahari total tentu menjadi daya tarik untuk dikaji secara ilmiah. Untuk penilitian ilmiah kabarnya mereka pergi ke jalur gerhana matahari total. Dari kota Bandung  para mahasiswa astronomi ITB datang ketempat – tempat itu.
Para peneliti Observatorium Bocsscha juga tidak ketinggalan. Mereka memiliki agenda untuk pergi kesejumlah lokasi gerhana matahari total, untuk mengamati dan menikmati gerhana matahari total. Sebagian besar astronom atau kalangan yang sekedar menggemari benda-benda langit kabarnya juga berbondong-bondong tak ingin melewatkan momen langka ini. Baik dari dalam maupun luar negeri.
Sampai-sampai badan antariksa Amerika Serikat (NASA) tertarik untuk bergabung dalam observasi ini langsung di Indonesia.Badan antariksa Amerika Serikat atau NASA bersama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) bekerjasama dalam ekspedisi GMT ke Halmahera, Maluku Utara.
Fenomena Gerhana Matahari Total di Indonesia adalah kesempatan bagi para peniliti untuk melakukan sejumlah riset, terkait fisika matahari dan fisika umum. Melakukan kajian dampak dan keantariksaan . Juga seiring dijadikan pembuktian  teori relativitas Einstein. Bahwa suatu benda  bisa membelokan cahaya. Ketika gerhana matahari , saat sang surya tertutup, bintang – bintang disekitar matahari sedikit bergeser. Dan saat gerhana matahari total, perilaku hewan juga  diperkirakan akan terjadi terutama binatang malam.
Bagi saya yang tinggal di Bandung tak ingin melewatkan kejadian langka ini, Â walau tidak sepenuhnya gerhana matahari total ( parsial ).Saya dapat menyaksikan gerhana dengan cara ini, di kota kami Bandung diadakan pengamatan gerhana matahari ini secara massal, juga menghadirkan tayangan gerhana matahari total.
Di lokasi tempat strategis dan luas. Di Observatorium Bosscha Lembang juga digelar nonton bareng (Nobar) gerhana matahari total melalui video streaming dari Poso dan Balikpapan. Selain disediakan perangkat untuk pengamatan, seperti teropong, atau kacamata khusus.
Untuk memudahkan masyarakat melihat GMT Bosscha melakukan persiapan, yakni membuat 100 an kacamata khusus untuk melihat fenomena gerhana tersebut. Sama halnya Pemerintah Kabupaten Belitung Timur (Pemkab Beltim) bakal membagikan 1.000 kacamata pelindung untuk warga masyarakatnya. Kacamata ini diperuntukkan bagi masyarakat yang hendak menyaksikan nonton bareng Gerhana Matahari Total (GMT) pada 9 Maret 2016 di Pantai Nyiur Melambai Manggar. Atau sebagai pilihan lainnya nonton saja melalui tayangan televisi atau melalui streaming.
Fenomena gerhana matahari total 9 Maret 2016 memang sangat dinanti masyarakat Indonesia. Namun, jangan lupakan kesehatan mata saat menyaksikan fenomena langka ini. Menteri Kesehatan Nila F Moeloekpun  mengimbau masyarakat tidak melihat langsung ke arah sinar matahari dengan mata telanjang atau cukup melihat pantulannya saja. Jika ingin melihat fenomena gerhana matahari total, gunakanlah kacamata yang dapat melindungi mata dari paparan sinar ultaviolet (UV). Dan Kementerian Agama (Kemenag) melalui Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin dikutip dari poskotanews.com, meminta kepada seluruh lapisan masyarakat, terutama yang beragama Islam untuk melaksanakan shalat gerhana matahari total pada 9 Maret 2016 karena itu sangat dianjurkan. Salat sunnah gerhana matahari atau yang disebut Salat Kusuf.Â
Peristiwa langka Gerhana Matahari Total ini tidak berlangsung lama hanya hitungan sekian menit. Bahkan yang paling lama dilintasi oleh Gerhana Matahari Total yakni di Maba, Halmahera Timur, Maluku Utara. Lama Gerhana Matahari Total di Maba yakni 3 menit 17 detik. Dan gerhana matahari total ini juga hanya terjadi 300-an tahun sekali. Sebuah momen yang rasanya jangan dilewatkan begitu saja.
Gerhana matahari total 9 Maret 2016, sebuah momen langka dan juga sarat makna. Ketika matahari lazimnya bersinar ia bisa berubah menjadi gelap. Ini menandakan bahwa manusia harus siap mengalami perubahan kapan saja dan di mana saja. Seperti pada kekuasaan yang tak kan langgeng.Â
Kemudian dalam perjalanan kehidupannya, setiap manusia pasti mengalami halangan dan rintangan dalam mencapai tujuan hidup. Tetapi, setiap halangan dan rintangan pasti akan berlalu bersamaan dengan proses berjalannya waktu. Hal itu tergambar dari kegelapan yang menghalangi cahaya matahari ke bumi yang secara berangsur-angsur mulai menghilang. Bumi pun kembali terang benderang.