Mohon tunggu...
Syafrul Bandi
Syafrul Bandi Mohon Tunggu... Administrasi - swasta

satu langkah dulu.. bandisyafrul@yahoo.co.id syafrulbandi@gmail.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Naha Ridwan Kamil?

14 Februari 2016   19:06 Diperbarui: 15 Februari 2016   15:46 441
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 

kompas.com

“ Naha Ridwan Kamil ? ” kata orang Bandung , yang artinya kenapa Ridwan Kamil ? pertanyaan itu muncul sehubungan Walikota Bandung ini disebut-sebut  sebagai salah satu Cagub pilkada  DKI Jakarta 2017.

Sejak Ridwan Kamil menjabat Walikota Bandung, 16 September 2013 sampai awal 2016 ini,  selama perjalanannya ternyata cukup menarik perhatian, seperti artis pendatang baru yang langsung melompat.

Gebrakan yang sangat kentara penataan ruang terbuka untuk warga seperti taman, hasilnya warga  bisa menikmati dan berlama-lama ditaman yang beraneka tema dan fasilitasnya. Yang “hebring” ( hebat )  meronovasi taman Alun-Alun depan Masjid Agung. Setiap akhir pekan  dan hari libur dipenuhi menjadi tempat rekreasi keluarga.

Ridwan Kamil pernah mengatakan bahwa dia membangun taman-taman karena dia ingin meningkatkan indeks kebahagiaan (level of happiness) warga Bandung terlebih dahulu.  Tentu dengan memperbaiki infrastruktur lainnya serta mengatasi bermacam permasalahan di kota Bandung.

Dalam pemerintahan kota Bandung  reformasi pun dilakukan, buahnya baru-baru ini diawal tahun 2016, Pemkot Bandung raih peringkat 1 Kinerja Tingkat Nasional. Di Facebook official fanpage nya Emil mengatakan “Alhamdulillah, setelah direformasi selama 2 tahun, Pemerintah Kota Bandung sekarang rapor kinerjanya ranking 1 Nasional. Melompat dari ranking ratusan. Satu2nya yang nilai A, dengan skor 80.2 “. Keberhasilan raihan peringkat terbaik ini semakin menegaskan bahwa Kota Bandung bukan hanya taman sebagaimana ditudingkan banyak pihak .

Sebelumnya dimasa Kang Emil. sudah beberapa penghargaan telah diraih, diantaranya Adipura kembali diraih Bandung setelah 17 tahun lamanya Bandung tanpa Adipura.

Ridwan Kamilpun cukup dikenal dekat dengan warganya, melalui media sosial setiap hari berinteraksi dengan warganya, Ridwan Kamil berbaur dengan warganya, menanggapi komplain, protes,  dan saya sering melihat dia bercanda ria dengan warganya, layaknya manusia yang tidak kaku, dan berjarak.

Bahwa kinerja Ridwan Kamil  dikatakan baik, ini baru separuh perjalanan masih banyak yang harus dibenahi, Kang Emil sendiri mengaku berat meninggalkan jabatannya saat ini lantaran banyak warga Bandung yang memintanya bertahan di Bandung ( Pil Gub. DKI Jakarta) 

"Saya nanya juga ke orang-orang Bandung. Ternyata, lebih banyak yang tidak mau saya pergi," kata Ridwan Kamil. Selain itu masih  banyak pekerjaan rumah  yang harus diselesaikan di kota Bandung. Seperti janji nya, kedepan ia menargetkan Bandung sebagai wilayah bebas korupsi.

Saya melihat ini selaras dengan keinginan warganya yang menginginkan walikotanya tetap bertahan di Bandung, tugas Ridwan Kamil kan  belum tuntas. Ridwan Kamil masih harus membuktikan diri kalau ia dapat mengukir prestasi sebagaimana yang ia lakukan saat menjalankan profesinya sebagai seorang arsitek. Jadi wajar saja warga Bandung bertanya, kenapa Ridwan Kamil ?

Ajip Rosidi  sastrawan dan budayawan Indonesia asal Sunda , mengatakan bahwa, “minangka jalmi sunda tetempoan hirup ngeunaan jalmi,yen jalmi kedah gaduh tujuan hirup anu sae,sarta sok sadar yen dirina ngan haturan alit wae ti alam semesta”  (sebagai orang sunda pandangan hidup tentang manusia, bahwa manusia harus punya tujuan hidup yang baik, dan senantiasa sadar bahwa dirinya hanya bagian kecil saja dari alam semesta )

Mengemban tugas sebagai Walikota merupakan amanah, sebuah episode  perjalanan hidup untuk kebaikan, diperjalanan menghadapi kebimbangan, berserah diri saja pada NYA .  

 

 

 

 

 

 

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun