JOSHUA PAMIT PULANG
Kepada almarhum Brigadier J dan kekasih
Â
Bergetar suara berjalan perlahan dari bibir keluh, seperti berucap doa tertatih. Raut wajah melukis perjalanan meletihkan. Hampar kain putih mengganjal kepala, rebah penuh pasrah. Ia berkata pada kekasihnya:
Dik, aku sudah menciantaimu sekian purnama malam
Cintaku adalah cahanya yang tiada padam
Abadi meski tak terukir
Kisahnya mungkin akan berakhir
Aku hendak pulang
Ruang mata sang kekasih menjadi gelap. Cahaya hilang entah kemana. Sekelebat bayang kesedihan memenuhi udara yang panas. Denyut nadi seketika berjalan sangat lambat. Dada terjepit kabar berat yang datang menindih seketika. Tiada gerimis, meski mendung diawan nampak kelabu, angin bertiup tanpa arah. Dan musim tak lagi punya nama.