Batu!
Demikian bunyi tulisan yang tergeletak di atas kertas berwarna hitam yang bergulir-gulir di terpa angin kemarau yang melintas seketika pada senja itu, usai para demonstran melukis angin dengan teriakan dan caci maki atas gerhana yang menimpa negeri irak oleh dunia yang hatinya telah membeku.
Demikian bunyi tulisan di atas lembah sejarah modern ummat manusia yang  menyebut diri sebagai anak cucu simpanse.
Sumber: Syafruddin (Shaff) Muhtamar, Nyanyi Lirih 1001 Malam (kumpulan puisi), Penerbit Pustaka Refleksi, 2008. Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H