Mohon tunggu...
Syafriansyah Viola
Syafriansyah Viola Mohon Tunggu... Pegawai Negeri Sipil -

suka baca fiksi dan sekali-sekali....menulis!

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Membedah Esensi Kompasiana TV

22 Agustus 2015   20:05 Diperbarui: 22 Agustus 2015   20:05 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya membaca, pada umumnya para kompasianer merindukan agar kompasiana menampilkan bincang-bincang yang humanis dan bernilai pendidikan. Ini sudah jelas. Apalagi sebagian masyarakat dan saya sendiri sudah bosan dan jenuh disuguhkan dengan tayangan-tayangan yang berbau politik melulu. Kerinduan ini semakin tergerus dengan kemonotonan, cuaca dingin dan kurang bergairahnya pergerakan program kompasiana tv.

Intinya, yang ingin saya katakan adalah, bagaimana kalo kompasiana tv selain menampilkan bincang-bincang juga menampilkan video atau tayangan-tayangan dari isu aktual atau topik yang diangkat, mungkin lima atau 10 menit tiap setengah jam dalam waktu tayangnya. Video atau tayangan ini bisa dikelola oleh manajemen kompasiana tv sendiri atau kiriman dari warga kompasiana.

Kedua, Transformasi dari Media Tulisan Ke Media Gambar

Esensi dari sebuah tayangan tivi ada pada gambar, bukan tulisan. Dari argumentasi ini, saya melihat ada transformasi yang cukup revolusioner di program kompasiana tv. Transformasi ini merupakan wujud penjelmaan dari media tulisan (kompasiana) menuju media gambar (kompas tv). Saya sudah singgung sedikit di atas. Bahwa ide-ide dan gagasan topik yang akan ditayangkan di kompasiana tv berasal dari blog kompasiana yang esensinya adalah tulisan.

Sependek pengetahuan saya, tulisan tidak sama dengan gambar. Tapi, kompasiana tv mencoba menarik nilai esensial dari tulisan itu untuk diangkat dan ditampilkan dalam tayangan media gambar. Apalagi pergerakan kompasiana tv, lahir dari perpaduan unik kompasiana dan kompas tv.

Media warga dengan konten tulisan dikawinkan dengan media tv yang menitik beratkan pada gambar. Ini yang saya katakan sebagai hal revolusioner. Bagaimana mentransformasikan tulisan menjadi media gambar yang sedap dan gurih untuk ditonton?
Sampai di pertanyaan itu, saya tidak tau. Dan mungkin bisa didiskusikan lagi lebih lanjut.

Ketiga, Pertukaran informasi dan Opini.

Kompasiana tv dikelola secara unik. Media warga pertama yang menampilkan opini-opini dari para pemirsanya yang juga warga kompasiana. Sesi tanya jawab lewat Hang Out yang menghubungkan langsung antara warga kompasiana, nara sumber dan presenter tv, mbak Cindy Sistryarani. Sekali lagi, salam malam mbak Cindy! ^_^

Apa nilai esensial dari informasi dan opini ini dalam bungkus program yang menarik. Contoh, beberapa waktu lalu, kompasiana tv mengangkat topik tentang Go-Jek. Setelah ditampilkan di kompasiana tv, terjadi perbincangan yang cukup alot, antara pengguna Go-Jek, Pengendara Go-Jek dan Dinas perhubungan serta Organda terkait fenomena Go-Jek.

Pengguna dan Pengendara Go-Jek, berpendapat kehadiran Go-Jek memberi efek positif di masyarakat. Pelayanan dan keamanannya lebih nyaman, praktis dan terjamin. Di sisi lain, Dinas Perhubungan dan Organda, berpandangan berbeda, soal legalitas dan perizinan angkutan kendaraan roda dua. Go-Jek dinilai bisa menjadi bom waktu yang dapat saja meledak apabila dibiarkan terus berkembang bak jamur di musim hujan. Ini bisa mengganggu format transportasi massal yang sudah ada. Belum lagi gesekan-gesekan yang terjadi di lapangan anatar pengendara Go-Jek dengan Ojek Konvensional (Ojek Pangkalan).

Saya pikir, ini jelas. Go-Jek hadir sebagai penambal lubang yang ada pada sistem angkutan massal kita. Kalo seandainya pemerintah serius mengelola angkutan massal, saya pikir kehadiran Go-Jek tidak diperlukan lagi. Pertanyaannya, sejauhmana intensitas opini (kompasiana tv) ini bisa masuk dalam tata kelola angkutan massal kita?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun