Mohon tunggu...
Syafriansyah Viola
Syafriansyah Viola Mohon Tunggu... Pegawai Negeri Sipil -

suka baca fiksi dan sekali-sekali....menulis!

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Subjektifkah Fiksi? Inilah Komentar Penikmat Fiksi

24 Juli 2015   23:23 Diperbarui: 25 Juli 2015   17:13 1014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tapi, di sanalah mereka menarik sebuah pengalaman yang mengintegral ke dalam dirinya. Rasa ada di dalam diri dan diluar diri. Kehidupan dan aktivitas itu mengalir, dan fiksianer pun mengalir dengannya.

Keindahan pada hakikatnya, adalah samar, mistis dan rahasia. Keberwujudannya dapat dirasakan di dalam hati saja. Ini merupakan pengalaman dan pertemuan yang luar biasa. Ini bukan merupakan bentuk konfrontasi. Apalagi usaha membenturkan sesuatu yang di luar diri. Katakan saja, ini sebuah penegasan partisipasi subjektif fiksianer dalam kesatuan eksistensi.

Pikiran terlalu tumpul untuk menombak maknawi realitas.

Apalagi untuk memahami kebetulan yang menggejala dan tetek bengek kejadian sehari-hari. Bentuk ini hanya dapat diterjemahkan dan diraih oleh rasa. Tak perlu heran, puisi penuh dengan simbolisme dan kerahasian yang memacu angan-angan dan renungan.

Fiksianer sudah bosan dengan pantulan realitas. Mereka mencari ‘sesuatu yang lain’. Sebuah bayangan kerahasiaan dan kebajikan yang lebih tinggi. Kebajikan yang ditawarkan lebih kepada dapat dirasakan dari pada dinalarkan. Nalar objektif tidak memberi tempat bagi simbolisasi dan ruang rasa. Subjektifitas fiksianerlah yang dapat merangsang rasa ke arah kerahasian itu. Fiksi hadir membuka pandangan pengenalan diri pada suatu corak khas yang simbolis. Tulisan ini adalah pendapat pribadi. Mohon dikoreksi. 

Salam Hangat!

---

Illustrasi foto lihat di sini

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun