Mohon tunggu...
Syafiya NisrinaHanifah
Syafiya NisrinaHanifah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga 2020

Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030070

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mental Kaya Vs Mental Miskin, Kamu yang Mana?

3 Juni 2021   11:05 Diperbarui: 3 Juni 2021   18:20 3997
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Lyfe. Sumber ilustrasi: FREEPIK/8photo

Mental merupakan hal yang dipengaruhi oleh kehidupan dan nantinya berdampak pada kepribadian dan perilaku seseorang. Mental juga merupakan salah satu hal yang penting untuk menjadi kaya, karena mental akan membentuk pola piker dan mindset yang ada.

Mental kaya di sini bukanlah memaksa diri untuk bergaya hidup hedonis atau seperti sosialita. Namun, kamu harus merasa kalau kamu adalah orang kaya dan benar-benar akan jadi kaya. Kamu akan memperlakukan dirimu dengan mencontoh cara berjuang orang-orang kaya di luar sana. Dan mental miskin di sini juga bukan berarti kamu harus hidup seperti orang miskin.

Nah, untuk lebih jelasnya inilah perbedaan mental kaya dan mental miskin.

1. Mental kaya sibuk menjadi kaya, sedangkan mental miskin sibuk terlihat kaya

Dari pernyataan di atas sudah jelaskan maksudnya apa? Jadi maksud dari pernyataan di atas adalah biasanya orang yang mempunyai mental kaya akan lebih banyak mengeluarkan uang hasil kerja kerasnya untuk membeli asset asset yang memiliki kenaikan nilai dimasa depan atau lebih banyak menabung uang hasil kerja kerasnya. 

Buat mereka terlihat kaya tidaklah penting, karena hanya dengan terlihat kaya yang ditimbulkan dari sebuah gengsi, mereka berpikir bahwa uang yang telah dihasilkan dengan kerja kerasnya akan habis begitu saja, dan menurut mereka itu sangat tidak worth it jika dibandingkan membeli asset untuk masa depan.

Sedangkan orang yang mempunyai mental miskin akan menghabiskan uangnya untuk memenuhi gengsinya, yaitu terlihat kaya. Karena menurut pandangan mereka dengan terlihat kaya mereka sudah menjadi orang kaya.

2. Mental kaya membeli fungsi, mental miskin membeli gengsi

Seperti pernyataan di atas, pada umumnya memang seperti itu. Orang yang mempunyai mental kaya biasanya hanya membeli barang yang memiliki fungsi tertentu, misal dia ingin membeli sebuah gadget, maka dia akan membeli gadget sesuai apa yang dibutuhkan, bukan dilihat dari harga atau apa yang sedang trend. 

Sementara orang yang mempunyai mental miskin, jika dia akan membeli gadget maka dai akan memilih gadget dengan harga yang mahal atau yang sedang trend, karena dia lebih mementingkan gengsinya dari pada fungsi gadget yang dia butuhkan.

Bila dipikir-pikir, orang yang hanya membeli gadget hanya karena gengsi saja itu akan sangat merugi, karena sebagai contoh orang yang membeli gadget iphone hanya untuk gengsi, maka dia akan selalu update gadgetnya sesuai apa yang terbaru dari produk iphone, dan orang yang memang membeli karena fungsinya akan membeli hal lain.

Ketika si mental miskin hanya membeli gadget terbaru yang dikeluarkan apple, si mental kaya akan menggunakan uangnya untuk membeli kebutuhan yang lain. Dan dalam 5 tahun ke depan bisa jadi si mental kaya sudah mendapatkan rumahnya dengan tidak mengikuti trend gadget, sedangkan si mental miskin hanya mendapat produk apple yang tertumpuk karena mengikuti trend.

3. Mental kaya membuat uang bekerja untuknya, mental miskin bekerja untuk uang

Mentalitas orang miskin selalu terarah pada uang, uang, dan uang. Mereka menghabiskan lebih dari separuh hidup mereka demi mendapatkan uang. Ketika mendapatkan uang tersebut, mereka akan segera menghabiskannya demi kesenangan sesaat.

Berbeda dengan si kaya yang memiliki keyakinan bahwa uanglah yang bekerja untuk mereka. Mereka pandai mengatur keuangannya, sehingga tahu kapan saat tepat untuk menyimpan, mengeluarkan, dan juga berinvestasi.

4. Mental kaya mengelola pengeluaran, mental miskin tidak pernah membuat perencanaan

Orang yang mempunyai mental kaya akan mengelola keuangannya supaya output tidak melebihi input, dengan begitu mereka bisa menyisihkan inputnya untuk di tabung atau di investasikan supaya uang tersebut tidak terkena inflasi.

Berbeda dengan mental kaya, mental miskin cenderung tidak membuat rancangan keuangan dikarenakan mereka biasanya akan menggunakan uang tersebut untuk hal-hal yang bahkan tidak penting, contohnya untuk membeli barang yang hanya disebabkan oleh gengsi. Dengan begitu orang yang mempunyai mental miskin cenderung akan menghabiskan input yang mereka dapatkan, atau bahkan output yang dikeluarkan lebih besar disbanding input yang masuk.

5. Mental kaya menabung di awal, mental miskin menabung di akhir

Menabung di awal adalah salah satu hal yang dilakukan si mental kaya, karena mereka mempunyai pemikiran bahwa bersusah-susah dahulu bersenang-senang kemudian, yang artinya di masa mereka menjadi seorang yang produktif, mereka akan menggunakan inpti yang dihasilkan dengan baik, dan memanfaatkan sisanya untuk ditabung, baik itu ditabung di bank atau ditabung dengan cara diinvestasikan ke saham, emas, dan sebagainya yang memiliki kenaikan nilai di masa depan.

Sedangkan mental miskin akan menabung di akhir, karena mereka mempunyai pemikiran bahwa mereka bekerja hanya untuk memuaskan dirinya sendiri, artinya mereka mengejar uang hanya untuk membelanjakan uang yang dihasilkan, belum memikirkan masa depannya, mereka berpikiran bahwa tak masalah jika menghabiskan uangnya sekarang, toh bulan depan mereka masih menghasilkan input. 

Dan biasanya mereka baru menyadari hal tersebut jika mereka sudah puas dengan apa yang mereka keluarkan, di situlah mereka akan menabung, bahkan ada yang baru menabung di masa tua.

Setelah membaca beberapa penjelasan di atas, apakah kamu termasuk mental kaya? Atau malah termasuk ke dalam kategori mental miskin? 

Jika termasuk dalam mental miskin, segeralah mengubah pola pikir menjadi mental kaya sebelum terlambat, karena menjadi pribadi yang mempunyai mental miskin hanya akan menyusahkan diri di masa tua. Jadi mulailah dari sekarang untuk mengubah pola pikir menjadi mental kaya agar berbahagia di masa depan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun