Kesimpulan
Citra satelit menawarkan solusi yang efisien untuk memantau perubahan di wilayah perkotaan yang berkembang pesat seperti Kota Bekasi. Hasil analisis ini memberikan informasi penting bagi pemerintah dan perencana tata ruang dalam mengembangkan kebijakan yang lebih baik, khususnya dalam menghadapi tantangan pertumbuhan perkotaan yang cepat. Untuk menjaga keberlanjutan lingkungan dan mencegah kerusakan yang lebih parah, perlu ada langkah-langkah strategis dalam pengelolaan tata ruang yang berbasis pada data penginderaan jauh.
Rekomendasi
1.Pemantauan Berkala: Pemantauan perubahan lahan secara berkala melalui citra satelit perlu dilakukan untuk mengidentifikasi potensi masalah sejak dini, khususnya terkait dengan alih fungsi lahan dan risiko bencana.
2.Peningkatan Ruang Terbuka Hijau: Mengingat penurunan tutupan vegetasi yang signifikan, perlu ada kebijakan untuk meningkatkan ruang terbuka hijau guna mengurangi dampak negatif urbanisasi.
3.Pengelolaan Risiko Banjir: Pemerintah daerah perlu memanfaatkan data citra satelit untuk mengelola daerah resapan air dengan lebih baik, serta mengantisipasi kerawanan banjir di kawasan permukiman dan industri.
Dengan penggunaan teknologi penginderaan jauh seperti citra satelit, pengelolaan kota yang lebih baik dan berkelanjutan dapat terwujud, memastikan perkembangan perkotaan di Bekasi tidak merugikan lingkungan maupun masyarakat yang tinggal di dalamnya.
Copernicus adalah program pengamatan bumi yang dipimpin oleh Uni Eropa dan European Space Agency (ESA). Tujuan utama program ini adalah menyediakan data yang akurat, real-time, dan dapat diandalkan mengenai lingkungan bumi untuk mendukung berbagai aplikasi, seperti pengelolaan lingkungan, perencanaan kota, mitigasi bencana, perubahan iklim, dan keamanan.
Sejarah:
Program Copernicus dinamai berdasarkan ilmuwan astronomi terkenal, Nicolaus Copernicus, yang menggagas teori heliosentrisme (bahwa bumi mengelilingi matahari, bukan sebaliknya). Program ini dikembangkan sejak awal tahun 1990-an dan mengalami kemajuan besar setelah Uni Eropa meresmikannya pada 2014 sebagai bagian dari inisiatif Eropa untuk menyediakan layanan pengamatan bumi global.
Komponen Utama Copernicus:
Copernicus terdiri dari beberapa elemen kunci:
1.Sentinel Satellites: Serangkaian satelit yang dirancang khusus untuk menyediakan berbagai jenis data pengamatan bumi. Setiap satelit atau “Sentinel” memiliki misi khusus. Misalnya, Sentinel-1 memantau permukaan bumi dengan radar untuk mendeteksi perubahan topografi, sedangkan Sentinel-2 memantau vegetasi, pertanian, dan hutan.
2.Layanan Data: Program ini menyediakan data secara gratis melalui berbagai layanan, seperti pemantauan atmosfer, laut, daratan, dan perubahan iklim, serta layanan keamanan dan tanggap darurat.
3.Stasiun Darat dan Pemrosesan Data: Data dari satelit dikumpulkan oleh stasiun darat di seluruh dunia dan diproses untuk kemudian disediakan secara terbuka untuk berbagai kebutuhan.
Manfaat Utama:
•Mitigasi Bencana: Copernicus membantu memantau bencana alam seperti banjir, kebakaran hutan, gempa bumi, dan badai, serta membantu dalam upaya tanggap darurat dengan memberikan informasi real-time.
•Perubahan Iklim: Program ini sangat berharga dalam pemantauan perubahan iklim. Data yang dikumpulkan digunakan untuk melacak tren jangka panjang, seperti pemanasan global, perubahan tutupan es di kutub, dan tingkat kenaikan air laut.
•Perencanaan Kota: Copernicus juga mendukung perencanaan kota dan penggunaan lahan melalui data penginderaan jauh yang akurat. Data ini membantu pemerintah merencanakan pembangunan yang lebih berkelanjutan.
•Lingkungan: Dalam hal pengelolaan lingkungan, Copernicus dapat digunakan untuk melacak polusi udara, memantau hutan, serta mengidentifikasi perubahan di ekosistem laut dan pesisir.