Mohon tunggu...
SYAFITRI
SYAFITRI Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Lambung Mangkurat Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Prodi Geografi

mahasiswa universitas lambung mangkurat prodi geografi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Wawancara Warga yang Ada di Banjarmasin Utara Mengenai Pemanfataan Lahan Basah

10 Oktober 2024   15:27 Diperbarui: 10 Oktober 2024   15:46 107
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

•acil rinah(ibu rinah)

dokpi 
dokpi 

Ibu Rinah memanfaatkan lahan basah yang ada di sekitar rumahnya untuk berkebun. Namun, seiring bertambahnya usia, beliau merasa bahwa kondisi fisiknya tidak memungkinkan untuk melakukan bercocok tanam di lahan yang lebih luas. Selain itu, lahan kebun yang ada juga cukup jauh dari tempat tinggalnya, sehingga beliau memutuskan untuk berkebun di sekitar rumahnya saja.

Di pekarangan rumah, Ibu Rinah menanam berbagai jenis tanaman, seperti pepaya, daun selada, dan pisang. Keberadaan tanaman ini tidak hanya memberikan kebutuhan pangan bagi keluarga, tetapi juga memberikan hasil yang bisa dijual. Selain berkebun, Ibu Rinah juga menjalankan usaha peternakan ayam di belakang rumahnya. Ayam-ayam tersebut dirawat dengan baik dan hasilnya biasa dijual ke masyarakat setempat. Dengan demikian, Ibu Rinah tidak hanya berhasil memanfaatkan lahan yang ada, tetapi juga menciptakan sumber penghasilan tambahan untuk keluarganya.

•acil Nur Innayah(ibu nur innayah)

dokpri 
dokpri 

Ibu Innayah adalah seorang perempuan tangguh yang telah memanfaatkan lahan basah sebagai tambak ikan patin selama dua tahun terakhir. Ketika saya bertanya mengenai perjalanan beliau dalam mengelola tambak tersebut, Ibu Innayah dengan senang hati berbagi pengalamannya.

Menurut Ibu Innayah, tambak ikan patin yang ia kelola berkembang dari sekadar lahan basah yang semula tidak produktif. Dengan memanfaatkan sumber daya alam yang ada, beliau berhasil mengubah lahan tersebut menjadi tambak yang berpotensi menghasilkan keuntungan secara ekonomi. Meski memerlukan ketekunan dan kerja keras, usaha ini kini menjadi salah satu sumber pendapatan utama bagi keluarganya.

Saat saya menanyakan bagaimana cara beliau merawat dan mengembangkan tambak ikan patin ini, Ibu Innayah menjelaskan dengan detail proses yang ia lakukan. Setiap enam bulan sekali, tambak tersebut siap untuk dipanen. Proses pemeliharaan selama enam bulan ini membutuhkan perhatian yang serius, terutama dalam hal pemberian pakan, menjaga kualitas air, dan memastikan bahwa ikan mendapatkan nutrisi yang cukup agar tumbuh dengan optimal.

Dalam setiap panen, hasilnya bervariasi. Menurut Ibu Innayah, ukuran ikan patin yang berhasil dipanen tidak selalu seragam. Ada ikan yang beratnya mencapai 8 ons hingga 1 kilogram per ekor. Namun, ada juga yang beratnya sedikit lebih kecil, yakni sekitar setengah kilogram, terutama untuk ikan yang umurnya masih 6 bulan. Faktor seperti jumlah pakan yang diberikan, kondisi air tambak, dan kesehatan ikan sangat mempengaruhi ukuran ikan yang dipanen. Selain itu, beliau juga menekankan bahwa tidak semua ikan dalam satu kolam memiliki ukuran yang sama, karena pertumbuhan ikan patin bisa berbeda-beda, tergantung faktor-faktor tersebut.

Meskipun ukuran ikan tidak selalu rata, Ibu Innayah merasa bahwa hasil ekonominya cukup menguntungkan. Dari panen ikan patin ini, beliau mampu mendapatkan penghasilan yang membantu memenuhi kebutuhan keluarganya. Ibu Innayah juga menjual hasil panen ikan patin ini kepada para pedagang ikan, atau kadang-kadang langsung kepada konsumen yang membutuhkan ikan segar. Dengan harga yang bervariasi tergantung pada ukuran dan kualitas ikan, usaha ini memberikan keuntungan yang stabil.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun