NAMA:SYAFITRI
NIM:2410416220013
PRODI:GEOGRAFI
KELAS:B
MATKUL:KARTOGRAFI
DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH : Dr. ROSALINA KUMALAWATI. S.Si M.Si.
Pendahuluan
kartografi adalah ilmu tentang pembuatan peta. Atau bisa juga dipahami bahwa kartografi adalah ilmu yang mempelajari penyampaian informasi berbentuk peta.
Adapun ruang lingkup kartografi dimulai dari pengumpulan data, klasifikasi, analisis data, hingga reproduksi peta, evaluasi, dan penafsiran.
Berdasarkan penjelasan di atas, bisa ditarik kesimpulan bahwa pengertian kartografi adalah ilmu dan teknik yang mempelajari proses pembuatan peta.
Tujuan kartografi
Dilansir dari buku Sistem Informasi Geografis: Konsep Dasar dan Implementasi (2020) karya Ni Nyoman Supuwiningsih dan Muhammad Rusli, tujuan kartografi adalah mengumpulkan data.
Tak berhenti sampai di situ, kartografi bertujuan untuk menganalisis temuan data yang telah dikumpulkan dari dunia nyata.
Caranya dengan observasi unsur permukaan Bumi, dan menyajikannya ke dalam bentuk grafis, yakni peta.
Adapun peta yang dibuat itu harus memuat skala dan unsur penting lainnya. Supaya informasi yang termuat di dalamnya dapat dimengerti dengan mudah.
Terlepas dari hal itu, sebenarnya tujuan kartografi yang paling utama ialah membuat peta. Sebab, ilmu ini memang mengkaji segala hal mengenai pembuatan peta.
Jika disimpulkan, tujuan kartografi adalah mengumpulkan dan menganalisis data untuk kemudian dibuat atau diolah menjadi peta
pembahasan
Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat meliputi dua pulau besar yakni Pulau Lombok dan Pulau Sumbawa.[8] Provinsi Nusa Tenggara Barat mencakup wilayah seluas 20.153,20 km2.[9] Letak Provinsi Nusa Tenggara Barat secara astronomis pada 11546'--1195' Bujur Timur dan 810'--95' Lintang Selatan.[10]
Selong merupakan kota yang mempunyai ketinggian paling tinggi, yaitu 148 m dari permukaan laut, sementara Raba terendah dengan 13 m dari permukaan laut.[butuh rujukan] Pulau Lombok memiliki tujuh gunung.[11] Gunung Rinjani menjadi gunung tertinggi di Pulau Lombok dengan ketinggian 3.726 meter di atas permukaan laut.[12] Sedangkan Gunung Tambora merupakan gunung tertinggi di Sumbawa dengan ketinggian 2.851 m.
Sungai-sungai di Nusa Tenggara Barat dikelompokkan ke dalam dua wilayah sungai, yaitu Wilayah Sungai (WS) yaitu WS Lombok dan WS Sumbawa.[13] WS Lombok terdiri atas 197 DAS dan WS Sumbawa 555 DAS.[14]
Alat Dan Bahan
  1.Atlas
2. Fotokopi peta dari atlas  (Menggunakan kertas berukuran A3 yang sudah diperbesar jdi 2x bewarna)
3. kertas Kalkir
4. Plastik Transparan
5. Snowman OPF/6S
6. Pensil warna
7. Krayon
8. Penggaris
9. Gunting
10. Klip Kertas
Menyalin peta pada kertas kalkir dan plastik transparansi seringkali menghadirkan berbagai tantangan. Salah satu kesulitan utama  saya dalam menyalin peta kekertas kalkir adalah ketebalan dan tekstur material yang berbeda,nama nama wilayah yang hampir berdempetab membuat saya agak kesulitan .Kertas kalkir, meskipun transparan, dan juga seringkali menyulitkan visibilitas detail peta, terutama jika cahaya tidak cukup Sementara itu, plastik transparansi bisa terlalu licin, membuat pen drawing snowman opf untuk digunakan bisa menjadi kegeser dan menjadi kabus.
Selain itu, saat menyalin detail kecil seperti jalan atau simbol, ketelitian sangat diperlukan. Menggunakan alat tulis yang tepat juga menjadi penting; pensil yang terlalu tajam dapat merusak kertas kalkir, sedangkan tinta pada plastik transparansi sering kali membutuhkan waktu untuk kering, berisiko mengaburkan hasil salinan. Kesulitan lainnya adalah menjaga agar peta tetap stabil saat menyalin, karena kedua media ini cenderung bergerak atau bergeser.
Dalam proses ini, penting untuk menemukan metode yang efektif, seperti menggunakan meja cahaya atau mengamankan kedua media dengan penjepit(klip kertas) agar hasil salinan lebih akurat dan tidak tergeser.
Kesimpulan:
Menyalin peta RBI (Rupa Bumi Indonesia) Provinsi Nusa Tenggara Barat ke kertas kalkir dan plastik transparan merupakan langkah penting dalam memahami dan memanfaatkan informasi geospasial secara akurat. Proses ini tidak hanya mendukung kebutuhan analisis dan perencanaan, tetapi juga memungkinkan pelajar, peneliti, dan praktisi di bidang pemetaan untuk melatih keterampilan teknis mereka dalam membaca dan membuat peta. Dalam era teknologi digital, penguasaan teknik dasar ini tetap relevan sebagai landasan bagi kemampuan lebih lanjut di bidang geospasial. Mari manfaatkan teknik manual ini untuk melestarikan pengetahuan dasar pemetaan dan mendukung pengembangan sumber daya manusia di bidang geografi dan pemetaan di Indonesia.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H