Mohon tunggu...
Irmawan syafitrianto
Irmawan syafitrianto Mohon Tunggu... Penjahit - ASN (KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN)

ISTIKOMAH (IKATAN SUAMI TAKUT ISTERI KALO DIRUMAH)

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Artikel Utama

Komitmen Politik untuk Kesejahteraan Nelayan

29 April 2019   12:46 Diperbarui: 30 April 2019   16:48 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Seorang nelayan memasang pukat darat untuk menangkap udang di Teluk Palu, Sulawesi Tengah | Sumber: fiqmansunandar.wordpress.com

Saat bahan baku terbatas, idealnya industri pengolahan dapat menghasilkan ikan-ikan dengan kualitas yang lebih baik, melahirkan ide kreatif untuk peningkatan daya saing produk. Lebih mudah meminimalkan risiko keamanan pangan pada volume produksi yang sedikit, dari pada harus memaksakan peningkatan volume namun mutu dan keamanan pangannya diragukan. 

Dalam bisnis, ada kualitas ada harga, ada harga banyak untung, banyak untung banyak juga sedekahnya, sedekah dapat melipatkangandakan rezeki, begitu ajaran agama saya. 

Di tahun-tahun ke depan, tantangan terhadap sektor perikanan semakin berat. Transformasi sektor agraria menjadi sektor industri, ketidakpastian ekonomi global, perubahan iklim, penurunan jumlah nelayan, serta pencemaran lingkungan menjadi bayang-bayang hitam yang sangat mengusik.

Menyambut masa kritis tersebut, dibutuhkan komitmen politik, komitmen yang tidak ditunggangi oleh kepentingan, komitmen untuk menjunjung tinggi amanat UUD 1945 ".....memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia".

Di Indonesia, jumlah nelayan pada tahun 2003 sebanyak 1,6 juta jiwa, menurut drastis pada tahun 2013 menjadi 868 ribu jiwa (katadata.co.id). Jika masyarakat Indonesia wajib pilih pada pemilu 2019 sebanyak 192 juta jiwa, maka persentase jumlah suara yang berasal dari nelayan hanya sebesar 0,45 persen, jumlah yang sangat sedikit.

Kita sudah terlalu lama memunggungi laut, namun dalam 4 (empat) tahun terakhir perikanan Indonesia telah banyak berbenah. Bermetamorfosis dari illegal/unreported/unregulated fishing (IUU Fishing) menjadi legal/reported and regulated fishing (LRR Fishing), dari penangkapan kurang lestari menjadi pengelolaan yang lestari dan berkelanjutan, dari yang terjajah menjadi yang berdaulat. 

Dari skeptis melawan pencemaran di laut menjadi optimis melawan segala bentuk pencemaran dalam tindakan nyata, dari kurang berani dalam penegakkan hukum menjadi tangguh dalam penindakan dan menjerakan pelaku pelanggaran. Dari yang rendah konsumsi makan ikan menjadi meningkat konsumsi makan ikannya, dari yang diremehkan oleh dunia menjadi yang disegani. 

Meski hingga saat ini, saya belum memperoleh data terupdate tentang berapa jumlah nelayan dan pembudidaya ikan, semoga jumlahnya makin bertambah.

Harapan penulis, semoga mereka yang terpilih adalah yang dapat melihat perikanan dari dimensi yang lebih luas, holistik, integral dan menyeluruh. Tidak ada ruang bagi mereka yang tidak pro terhadap kelestarian, karena kelestarian akan mengantarkan pada kesejahteraan dan kedaulatan.

*) Penulis adalah penanggung jawab pengawasan, pengendalian dan informasi BKIPM Perwakilan Palu

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun