Pertanian adalah sumber pangan bagi manusia. Namun sayangnya, menurut European Environment Agency, pertanian merupakan salah sektor dalam sistem sosio-ekonomi dan kesehatan yang terdampak perubahan iklim adalah pertanian.Â
Kerentanan sektor pertanian—khususnya subsistem agribisnis usahatani—terhadap perubahan iklim dapat kita lihat dari terjadinya gagal panen akibat bencana alam hidrometeorologi yang terjadi, seperti banjir dan kekeringan.Â
Dalam jangka panjang, perubahan iklim akan mengubah lahan yang tadinya dapat digunakan untuk aktivitas pertanian, menjadi minim unsur hara sehingga tidak bisa digunakan untuk memproduksi pangan.
Belum selesai dengan perubahan iklim, permasalahan lainnya yang dihadapi sektor pertanian dalam pemenuhan kebutuhan pangan adalah jumlah populasi dunia yang kian hari kian banyak. Pertumbuhan penduduk mengakibatkan adanya alih fungsi lahan pertanian menjadi permukiman.Â
Akibatnya, lahan pertanian untuk memproduksi pangan semakin sempit luasannya. Pada tahun 2050, dengan populasi global yang diperkirakan mencapai 9,8 miliar, persediaan makanan kita akan berada di bawah tekanan yang jauh lebih besar.
Lantas, bagaimanakah sektor pertanian di masa depan menjawab tantangan tersebut?
Pertanian presisi adalah solusi dari semua permasalahan tersebut. Pertanian presisi merupakan aktivitas pertanian yang menggunakan teknologi informasi seperti GPS, drone, dan sensor, sehingga pemberian nutrisi pada komoditas pertanian yang dibudidayakan sesuai dengan kebutuhannya.Â
World Economic Forum memperkirakan jika 15-25% dari pertanian mengadopsi pertanian presisi, hasil pertanian global dapat ditingkatkan sebesar 10-15% pada tahun 2030, serta emisi gas rumah kaca dan penggunaan air dapat dikurangi masing-masing sebesar 10% dan 20%.
Peningkatan efisiensi dengan adanya pertanian presisi tentunya sesuatu yang diidam-idamkan oleh para petani. Peningkatan efisiensi akan menurunkan biaya produksi, sehingga pendapatan petani menjadi meningkat. Peningkatan pendapatan petani diharapkan juga meningkatkan kesejahteraan petani, sehingga standar hidupnya juga meningkat.
Pada akhirnya, pertanian presisi turut berkontribusi menciptakan pertanian yang berkelanjutan. Pertanian presisi meminimalisir penggunaan input usahatani seperti pupuk dan pestisida yang berlebihan, karena digunakan sesuai dengan waktu kebutuhan dan karakteristik lahan yang diusahakan.Â
Adopsi pertanian presisi membuat produksi pangan tetap berjalan dengan kerusakan lingkungan yang minim. Dengan demikian, pangan tetap tersedia di masa depan dan lingkungan tetap lestari.